Makrifatullah adalah pengalaman batin yang tidak terlihat pada diri seseorang. Makrifat dapat diibaratkan sebagai hal ghaib yang sejalan dengan keimanan. Ciri-ciri makrifat dapat dilihat dari seberapa intens seseorang beribadah. Syekh Muhammad Nawawi Banten mengutip pandangan para ulama yang menyatakan bahwa tanda makrifat seseorang terlihat dari ketaatan dalam menjalankan kewajiban agama. Ibadah diibaratkan sebagai gerakan fisik yang menunjukkan kehidupan makhluk hidup.

Dikatakan bahwa gerakan ketaatan (ibadah kepada Allah) merupakan bukti makrifat seseorang, sama seperti gerakan fisik yang menunjukkan kehidupan. Menurut Syekh Muhammad Nawawi, ketaatan dalam menjalankan perintah Allah adalah tanda makrifat yang ada dalam diri seseorang. Semakin banyak ibadah yang dilakukan, semakin besar pula makrifat yang dimiliki, dan sebaliknya, sedikitnya ibadah menunjukkan sedikitnya makrifat. Aktivitas lahiriah ini menjadi cermin dari keadaan batin seseorang.

Namun, ketaatan dalam beribadah tidak hanya terbatas pada ibadah mahdhah seperti shalat, zikir, puasa, dan haji. Ketaatan juga dapat diwujudkan dalam berbagai bentuk sesuai dengan profesi dan aktivitas sehari-hari. Syekh Muhammad Nawawi memberikan panduan bagi mereka yang ingin meningkatkan spiritualitas tanpa harus meninggalkan profesi yang sedang dijalani. Menurut beliau, seseorang dapat mendekatkan diri kepada Allah tanpa mengganggu waktu dan profesi yang dimiliki.

Orang yang ingin menempuh jalan untuk bekal kehidupan akhirat tidak terlepas dari enam kategori, yaitu ahli ibadah, orang alim, pelajar, perajin, pemerintah, atau ahli tauhid yang menghabiskan waktunya dengan Allah. Ciri makrifatullah akan tampak pada diri seseorang berdasarkan seberapa baik mereka menjalankan tanggung jawab, integritas, profesionalisme, dan komitmen dalam aktivitas sehari-hari. Wallahu a’lam.