Nabi Muhammad (SAW) diutus sebagai rahmat bagi semesta alam, dan salah satu wujud rahmat tersebut adalah sikap toleransinya terhadap pemeluk agama lain, termasuk umat Nasrani dan Yahudi yang tinggal di Madinah. Rasulullah (SAW) menjalin hubungan baik dengan mereka dan menunjukkan penghormatan yang tinggi terhadap kitab suci mereka, termasuk Taurat.
Rasulullah (SAW) berpuasa pada Bulan Muharram sebagai bentuk penghormatan dan peringatan atas penyelamatan Nabi Musa dan bangsanya dari kekejaman Firaun. Sikap ini mencerminkan rasa hormat yang mendalam terhadap sejarah dan ajaran yang terdapat dalam kitab suci tersebut. Dalam satu riwayat, disebutkan bahwa Rasulullah (SAW) berdiri untuk menghormati Taurat, seolah-olah ia yakin bahwa kitab tersebut tidak mengalami perubahan.
Penghormatan yang ditunjukkan oleh Rasulullah (SAW) terhadap Taurat adalah contoh yang patut dicontoh oleh umat beragama, terutama umat Islam, untuk saling menghargai dan menghormati kitab suci satu sama lain. Bentuk penghormatan ini dapat bervariasi tergantung pada konteks sosial dan budaya, namun inti dari penghormatan tersebut adalah menghargai nilai-nilai yang terkandung dalam kitab suci.
Dengan demikian, sikap Rasulullah (SAW) terhadap kitab suci Taurat memberikan pelajaran penting bagi umat beragama untuk saling menghormati dan menjaga kerukunan antar umat beragama. Wallahu a’lam.