Imam Abu Hamid Al-Ghazali memberikan panduan berharga bagi para salik yang sedang menelusuri jalan menuju Allah. Dalam karyanya, Ayyuhal Walad, beliau menyampaikan empat pesan penting yang dapat memudahkan perjalanan spiritual mereka. Pesan-pesan ini relevan mengingat banyaknya tantangan dan godaan yang dihadapi selama perjalanan tersebut.
Empat hal yang dipesankan oleh Imam Al-Ghazali adalah sebagai berikut:
- Akidah yang benar: Salik harus memiliki keyakinan yang benar dan bebas dari bid’ah.
- Tobat: Melakukan tobat nasuha yang tidak akan diulang kembali setelahnya.
- Menyelesaikan hak orang lain: Mengupayakan penyelesaian pertikaian dengan pihak lain agar tidak ada hak yang tersisa atas diri kita.
- Ilmu syariat: Memperoleh pengetahuan tentang syariat yang cukup untuk melaksanakan perintah-perintah Allah.
Imam Al-Ghazali menekankan bahwa meskipun banyak aspek yang perlu diperhatikan, keempat hal ini sudah cukup sebagai pedoman praktis bagi para salik. Dalam konteks ini, beliau juga merujuk pada riwayat As-Syibli RA yang menyatakan bahwa setelah mempelajari 4000 hadits, ia memilih satu hadits yang menjadi pegangan utamanya. Hadits tersebut mengandung ajaran yang mendalam dan relevan bagi kehidupan sehari-hari.
Hadits yang dimaksud adalah sebagai berikut: “Beramallah untuk duniamu sekadar lama mukimmu di dalamnya. Beramallah untuk akhiratmu sekadar lama kekalmu di dalamnya. Beramallah karena Allah sekadar banyak hajatmu kepada-Nya, dan beramallah untuk nerakamu sekadar kesabaranmu padanya.”
Uraian Imam Al-Ghazali ini tidak dimaksudkan untuk mendorong pengabaian terhadap ilmu pengetahuan, melainkan memberikan pendekatan yang lebih fokus dan efektif bagi para salik. Beliau tetap menghargai pentingnya ilmu pengetahuan dalam berbagai disiplin, termasuk ilmu agama, dan tidak menutup kemungkinan untuk mempelajari berbagai cabang ilmu tersebut. Dengan demikian, ajaran Imam Al-Ghazali tetap relevan dan menjadi pegangan bagi para pencari kebenaran di jalan spiritual.