Orang yang merasa tidak memerlukan Allah SWT jelas tergolong dalam kategori tercela, karena menunjukkan sifat takabur yang berbahaya. Namun, orang yang tidak berdoa kepada Allah SWT tidak dapat langsung dinyatakan sebagai takabur. Syekh Ibnu Athaillah memberikan pemahaman bahwa terkadang adab mendorong seseorang untuk tidak meminta, karena mereka lebih memilih untuk pasrah kepada pemberian-Nya dan sibuk berzikir daripada berdoa.
Ketidakberdoaan seseorang bisa jadi disebabkan oleh takabur, yang merupakan sikap tercela. Namun, jika seseorang tidak berdoa karena merasa malu kepada Allah SWT, maka ia tidak dapat dianggap sebagai orang yang takabur. Syekh M Said Ramadhan Al-Buthi menceritakan kisah Fudhail bin Iyadh, seorang sufi besar, yang mengalami kondisi batin tertentu yang membuatnya enggan berdoa di saat-saat mustajabah, seperti saat wukuf di Arafah. Dalam momen tersebut, Fudhail hanya menangis pelan, menundukkan kepala, dan tidak mengucapkan doa apapun. Ia merasa sangat malu di hadapan Allah SWT, bahkan ketika ia mengangkat kepala, ia hanya mengucapkan rasa penyesalan.
Kondisi serupa juga dialami oleh Nabi Ibrahim AS ketika dihadapkan pada situasi genting, yakni ketika akan dilemparkan ke dalam api. Ia menolak tawaran Malaikat Jibril AS dan tidak berdoa, melainkan pasrah pada ilmu Allah SWT. Situasi seperti ini menunjukkan bahwa terkadang seseorang merasa tidak perlu berdoa dan lebih memilih untuk bersikap pasrah.
Syekh Ibnu Athaillah menjelaskan bahwa orang-orang yang berada dalam maqam fana, yaitu mereka yang tenggelam dalam penghayatan akan keesaan Allah, biasanya lebih memilih untuk diam dan tidak berdoa. Doa dianggap sebagai bentuk permohonan yang mengandaikan adanya dua entitas, sedangkan dalam kondisi fana, mereka tidak melihat wujud fisiknya. Dalam hal ini, doa bisa dianggap sebagai bentuk su’ul adab.
Namun, ketika seseorang kembali pada kesadaran akan dirinya, ia berada dalam maqam baqa, di mana berdoa menjadi bentuk penghambaan, bukan sekadar permintaan. Hikmah ini tidak dimaksudkan untuk mendorong orang meninggalkan doa, melainkan untuk memahami bahwa ada kondisi tertentu di mana seseorang lebih memilih berzikir dan merenung daripada berdoa. Mereka yang berada dalam kondisi fana tidak melihat apapun selain Allah, sehingga lebih memilih ibadah lain. Sementara itu, mereka yang berada di maqam baqa tetap berdoa sebagai bentuk kepatuhan kepada Allah SWT, menjaga adab di hadapan-Nya.