- 
English
 - 
en
Indonesian
 - 
id

Pertanyaan dalam Islam: Antara Anjuran dan Larangan

Google Search Widget

Dalam kehidupan, manusia tidak pernah lepas dari proses belajar. Semakin banyak ilmu yang dipelajari, semakin luas pemahaman seseorang. Salah satu cara untuk menambah pengetahuan adalah dengan bertanya kepada mereka yang lebih berpengalaman dan berilmu. Dalam Al-Qur’an, Allah SWT berfirman: “Bertanyalah kepada orang yang memiliki pengetahuan bila kalian tidak mengetahui,” (Surat Al-Nahl ayat 43).

Meskipun bertanya dianjurkan dalam Islam, ada pendapat yang mengatakan bahwa terlalu banyak bertanya, terutama mengenai hal-hal yang tidak penting, adalah tidak diperbolehkan. Dalam sebuah hadits yang diriwayatkan oleh Abu Hurairah, Rasulullah (SAW) bersabda: “Sesungguhnya orang-orang sebelum kalian binasa karena banyak bertanya dan berselisih dengan para nabi,” (HR Bukhari dan Muslim).

Lantas, bagaimana seharusnya sikap kita? Apakah kita harus sering bertanya atau sebaiknya tidak bertanya sama sekali? Untuk memahami hal ini, Imam An-Nawawi dalam Syarah Matan Arba’in menjelaskan bahwa pertanyaan dapat dibagi menjadi tiga kategori. Pertama, pertanyaan yang berkaitan dengan kewajiban agama, seperti wudhu, shalat, dan puasa. Pertanyaan ini penting dan sebaiknya diajukan kepada yang lebih berilmu agar ibadah dapat dilaksanakan dengan benar. Kedua, pertanyaan yang berkaitan dengan pemahaman agama yang lebih mendalam, seperti fatwa yang berkaitan dengan masalah masyarakat, yang mana ini merupakan fardhu kifayah. Ketiga, pertanyaan yang tidak penting, yang sebaiknya dihindari karena dapat memberatkan.

Larangan bertanya dalam hadits tersebut sebenarnya merespons orang-orang yang terlalu banyak bertanya tentang hal-hal yang tidak dijelaskan dalam syariat. Contohnya, ketika Allah SWT menurunkan ayat tentang kewajiban haji, seorang sahabat bertanya kepada Rasulullah (SAW), “Apakah haji itu tiap tahun, wahai Rasulullah?” Rasulullah (SAW) tidak menjawab hingga pertanyaan itu diajukan untuk ketiga kalinya, dan beliau menegaskan bahwa jika ia menjawab ‘iya’, hal itu bisa memberatkan umatnya.

Dengan demikian, tidak semua pertanyaan dilarang dalam Islam. Pertanyaan yang bermanfaat bagi diri sendiri dan orang lain tetap dianjurkan, bahkan diwajibkan jika berkaitan dengan ibadah. Namun, disarankan untuk menahan diri dari menanyakan hal-hal yang tidak penting, karena jawaban dari pertanyaan tersebut bisa jadi menyusahkan diri sendiri dan orang lain. Wallahu a’lam.

Google Search Widget
Copy Title and Content
Content has been copied.

March 12

Salam 👋

Apakah ada yang bisa kami bantu?