Rukun iman yang keempat mengharuskan setiap Muslim untuk beriman kepada para nabi dan rasul yang diutus oleh Allah untuk menyampaikan risalah-Nya kepada seluruh umat manusia. Keimanan ini mencakup pengakuan lisan, keyakinan hati, dan pengamalan ajaran yang dibawa oleh mereka. Para nabi dan rasul memiliki tugas untuk menegaskan ke-Esa-an Allah, menjelaskan bahwa hanya Dia yang berhak disembah, serta mensifati Zat-Nya dengan sifat-sifat kesempurnaan. Selain itu, mereka juga memberikan kabar gembira mengenai pahala dan surga bagi yang beriman serta kabar duka bagi yang mendurhaka.
Menurut Sayyid Husain Afandi al-Jasr at-Tharabalusi, terdapat empat sifat wajib yang harus dimiliki oleh para rasul, yaitu Sidiq (jujur), Amanah (dipercaya), Tabligh (menyampaikan risalah), dan Fathanah (cerdas). Di sisi lain, ada juga empat sifat yang mustahil dimiliki oleh mereka, yaitu Kidzib (berdusta), Khiyanah (khianat), Kitman (menyimpan risalah), dan Baladah (bodoh).
Sifat Sidiq menegaskan bahwa semua ajaran yang disampaikan oleh para rasul adalah benar dan tidak mungkin ada kebohongan di dalamnya. Jika para rasul tidak jujur, maka Allah pun tidak jujur dalam memberikan mukjizat kepada mereka. Sifat Amanah menunjukkan bahwa para rasul terpelihara dari perbuatan-perbuatan yang melanggar syariat, seperti zina dan berbohong, sehingga mereka selalu dapat dipercaya.
Sifat Tabligh berarti para rasul harus menyampaikan ajaran Allah tanpa menyimpan sesuatu yang seharusnya disampaikan. Sebaliknya, sifat Kitman adalah mustahil bagi mereka. Terakhir, sifat Fathanah menunjukkan bahwa para rasul harus cerdas dan mampu membangun argumentasi yang kuat saat menghadapi penentang risalah mereka.
Selain sifat-sifat tersebut, ada juga sifat Jaiz yang diperbolehkan bagi para rasul, seperti makan, minum, tidur, dan menikah, yang tidak mengurangi martabat kenabian mereka.
Dengan memahami sifat-sifat ini, kita dapat lebih menghargai peran dan kedudukan para nabi dan rasul dalam menyampaikan wahyu dan petunjuk dari Allah.