Hari Kiamat memiliki berbagai sebutan yang menggambarkan betapa menegangkannya momen tersebut. Dalam pandangan Yahya ibn Mu‘adz, hari ini adalah hari kerugian, penyesalan, dan perhitungan. Al-Qur’an mengingatkan kita bahwa pada hari itu, semua yang kita miliki—harta, anak, dan orang terdekat—tidak akan berguna sedikit pun, kecuali bagi mereka yang datang kepada Allah dengan hati yang bersih (QS al-Sy‘ara [26]: 88-89).
Di antara peristiwa yang paling menegangkan adalah melintasi jembatan ash-Sirath, yang sangat tipis dan tajam, terletak di atas neraka Jahannam. Dalam satu riwayat, Sayyidah ‘Aisyah menangis ketika membayangkan kondisi hari Kiamat dan bertanya kepada Nabi Muhammad (SAW) apakah orang akan ingat kepada keluarga mereka. Nabi Muhammad (SAW) menjelaskan bahwa ada tiga momen di mana seseorang tidak akan mengingat orang lain: saat timbangan amal, saat catatan amal beterbangan, dan saat melintasi jembatan ash-Sirath (HR. Abu Dawud).
Jembatan ash-Sirath digambarkan sebagai jembatan yang sangat licin dan berbahaya, dengan besi-besi pengait dari api yang siap menyambar. Dalam riwayat dari Ibnu Mas‘ud, Nabi Muhammad (SAW) menjelaskan bahwa ada orang yang melintas secepat petir, angin, kuda, hingga orang yang berjalan biasa. Namun, ada pula yang mengalami kesulitan dan hampir terjatuh ke neraka, sebelum akhirnya diselamatkan oleh Allah dan dimasukkan ke dalam surga.
Melihat betapa seriusnya peristiwa yang akan datang ini, kita seharusnya semakin giat dalam beribadah dan mempersiapkan diri. Salah satu teladan adalah Khalaf ibn Ayub, yang begitu khusyuk dalam shalatnya hingga tidak merasakan sakit ketika disengat lalat. Ia memahami bahwa saat beribadah di hadapan Allah, segala kesakitan duniawi menjadi tidak berarti.
Untuk dapat melintasi jembatan ash-Sirath dengan selamat dan cepat, menjaga shalat lima waktu secara berjamaah adalah salah satu amalan yang sangat dianjurkan. Nabi Muhammad (SAW) bersabda bahwa barang siapa menjaga shalat lima waktu secara berjamaah, maka ia akan menjadi yang pertama melintasi jembatan ash-Sirath dengan cepat seperti kilat. Ini adalah pesan penting bagi kita untuk terus meningkatkan ibadah dan mempersiapkan diri menghadapi hari Kiamat.