Ibadah dzikir dan shalawat secara berjamaah merupakan sarana yang dapat mengumpulkan malaikat dan manusia sekaligus. Keberadaan manusia yang tekun menghadiri majelis dzikir, shalawat, dan ilmu sangatlah mulia. Hal ini disebabkan oleh kehadiran malaikat di majelis tersebut. Setelah majelis selesai, malaikat-malaikat tersebut melaporkan kepada Allah, “Kami baru saja hadir di majelis dzikir.” Allah kemudian berfirman, “Limpahkan rahmat bagi mereka semua. Ampuni mereka semua.” Namun, malaikat menjelaskan bahwa ada orang yang hadir dengan tujuan bukan untuk berdzikir. Allah kembali berfirman, “Ampuni mereka, karena mereka mendekat kepada orang yang berdzikir.”
Riwayat ini menunjukkan bahwa malaikat sangat dekat dengan kehidupan manusia, sesuai dengan tujuan penciptaan mereka oleh Allah. Seorang Muslim wajib mempercayai keberadaan malaikat sebagai bagian dari rukun iman kedua. Oleh karena itu, penting bagi manusia untuk mengenal makhluk yang diciptakan Allah dari cahaya ini. Namun, mengenal Allah adalah hal yang utama bagi seorang hamba. Dalam hal ini, malaikat yang berinteraksi langsung dengan kehidupan manusia dapat menjadi pemandu untuk lebih mengenal Allah.
Malaikat merupakan makhluk ciptaan Tuhan Yang Maha Esa yang diimani oleh semua agama. Bertrand Russel, seorang filsuf Inggris, menyatakan adanya dua pandangan yang berbeda dalam memahami wujud. Pertama, pandangan sufi yang menangkap sesuatu secara langsung, dan kedua, pandangan keilmuan yang mengandalkan akal dan analisis. Dari kedua pandangan ini, ilmu menjadi simpul penting. Ilmu laduni, yang diturunkan langsung oleh Allah, dan ilmu yang diperoleh melalui kerja keras untuk menemukan kebenaran.
Seringkali, hanya orang-orang istimewa yang dapat merasakan kehadiran malaikat. Contohnya adalah Nabi Muhammad (SAW) yang merasakan kehadiran malaikat Jibril saat menerima wahyu pertama di Gua Hira. Dalam bahasa Arab, malaikat adalah bentuk jamak dari malak, yang berarti utusan Tuhan untuk berbagai fungsi. Jumlah malaikat tidak terhitung, hanya Allah yang mengetahuinya, meskipun beberapa riwayat memberikan gambaran tentang jumlah malaikat di suatu tempat.
Dalam kehidupan sehari-hari, manusia kerap menyaksikan keajaiban yang datang pada diri seseorang. Seringkali, manusia tidak menyadari rahasia di balik semua itu. Salah satu kemampuan malaikat adalah dapat mengubah diri menjadi manusia. Oleh karena itu, KH Ahmad Mustofa Bisri (Gus Mus) mengingatkan agar manusia tidak meremehkan orang lain, apapun kondisi dan rupanya, karena bisa jadi orang yang dianggap remeh adalah malaikat yang berwujud manusia.