- 
English
 - 
en
Indonesian
 - 
id

Keimanan dan Tauhid dalam Menghindari Kekerasan

Google Search Widget

Keimanan, keyakinan, dan tauhid sering kali disalahartikan oleh sebagian umat Islam yang mengekspresikannya melalui tindakan kekerasan. Persepsi publik pun terbentuk bahwa tingkat keimanan atau ketauhidan seseorang dapat diukur dari kekerasan yang diperlihatkan di depan umum. Dalam hal ini, penting untuk merujuk pada ajaran Rasulullah Muhammad (SAW) yang mengedepankan penghormatan terhadap sesama manusia, termasuk kepada mereka yang dianggap rendah seperti budak.

Dalam Kitab Adabul Mufrad, Imam Al-Bukhari meriwayatkan sebuah hadits yang menekankan pentingnya menghargai setiap individu. Dari Abu Hurairah RA, Rasulullah Muhammad (SAW) bersabda, “Kalian jangan berkata, ‘Semoga Allah membuat buruk wajahmu dan wajah orang yang mirip denganmu,’ karena Allah menciptakan Nabi Adam (AS) sesuai ‘bentuk-Nya’” (HR Bukhari). Hadits ini menunjukkan bahwa setiap manusia, tanpa memandang status sosial, memiliki martabat yang harus dihormati.

Lebih lanjut, Rasulullah Muhammad (SAW) juga melarang kekerasan, terutama terhadap wajah manusia. Dalam riwayat yang sama, beliau bersabda, “Jika salah seorang kalian memukul yang lain, hindari bagian wajah” (HR Bukhari dan Muslim). Penekanan pada wajah sebagai bagian yang harus dijaga dari kekerasan menunjukkan bahwa wajah bukan hanya sekadar organ fisik, melainkan juga mencerminkan akal dan martabat manusia.

Imam Al-Baijuri menjelaskan bahwa pemahaman mengenai “bentuk” Allah yang diacu dalam hadits tersebut tidak bisa dipahami secara harfiah. Ulama salaf dan khalaf memiliki pandangan berbeda, tetapi keduanya sepakat bahwa pengertian tersebut berkaitan dengan sifat-sifat yang dimiliki oleh manusia sebagai makhluk yang diciptakan Allah. Hal ini menegaskan bahwa manusia, sebagai makhluk yang diciptakan dalam bentuk yang mulia, seharusnya saling menghormati dan menjauhi kekerasan.

Sebagian ulama juga menginterpretasikan hadits tersebut sebagai peringatan untuk tidak melakukan kekerasan terhadap sesama manusia, karena kita semua adalah saudara dalam kemanusiaan. Dengan demikian, tindakan kekerasan tidak hanya melanggar ajaran agama, tetapi juga merusak hubungan antar sesama.

Dalam konteks ini, keimanan dan tauhid kepada Allah seharusnya mendorong umat Islam untuk mencintai sesama manusia, bukan untuk saling menghancurkan. Mengagungkan Allah berarti juga menghargai ciptaan-Nya. Oleh karena itu, penting bagi setiap individu untuk memahami bahwa tindakan kekerasan bukanlah cerminan dari keimanan yang sejati, melainkan penghalang bagi terciptanya masyarakat yang harmonis dan penuh kasih. Wallahu a‘lam.

Google Search Widget
Copy Title and Content
Content has been copied.

November 21

Salam 👋

Apakah ada yang bisa kami bantu?