- 
English
 - 
en
Indonesian
 - 
id

Jawaban Singkat Mengenai Allah

Google Search Widget

Orang yang beriman selalu merindukan Allah SWT. Dalam tradisi tasawuf, dikatakan bahwa Allah memerintahkan manusia untuk beribadah karena Dia mengetahui kerinduan manusia terhadap-Nya. Namun, di tengah kerinduan tersebut, manusia sering kali membayangkan Allah berdasarkan imajinasi dan sifat-sifat makhluk yang dikenalnya. Ketika pikiran tentang Allah mulai mengembara, penting untuk membatasi diri dan meminta ampun atas usaha menyifatkan Allah dengan sifat-sifat makhluk yang tidak layak bagi-Nya.

Syekh M Nawawi Banten memberikan jawaban ringkas atas empat pertanyaan fundamental mengenai Allah, yaitu tempat, kualitas, waktu, dan jumlah. Jawaban-jawaban ini cukup untuk mereka yang menghadapi pertanyaan tersebut.

فإن قال لك قائل أين الله فجوابه ليس في مكان ولا يمر عليه زمان وإن قال لك كيف الله فقل ليس كمثله شيء وإن قال لك متى الله فقل له أول بلا ابتداء وآخر بلا انتهاء وإن قال لك كم الله فقل له واحد لا من قلة قل هو الله أحد.

Artinya, “Jika seseorang bertanya kepadamu, ‘Allah di mana?’ maka jawablah, ‘Ia tidak bertempat dan tidak mengalami waktu.’ Jika kau ditanya, ‘Bagaimana Allah?’, jawablah, ‘Allah tidak serupa dengan sesuatu apa pun itu.’ Jika kau ditanya, ‘Kapan Allah (ada)?’, jawablah, ‘Dia awal yang tidak memiliki permulaan dan (Dia) akhir yang tidak memiliki penghabisan.’ Jika kau ditanya, ‘Allah berapa?’ jawablah, ‘Allah esa, bukan karena sedikit (kekurangan). Katakanlah Allah itu esa.’”

Jawaban ini merupakan pemahaman yang perlu diyakini oleh umat Islam. Bagi mereka yang tidak memiliki kesempatan untuk mempelajari ilmu tauhid, aqidah, atau kalam secara mendalam, cukup berpegang pada empat jawaban ringkas ini tanpa menambahkannya. Penjelasan lebih rinci bisa dipelajari dalam kitab-kitab yang berhaluan Ahlussunnah wal Jamaah.

Mereka yang telah mencapai kesempurnaan iman adalah mereka yang tidak lagi mempertanyakan empat hal ini. Keimanan mereka sudah mapan tanpa memerlukan dalil aqli. Mereka mungkin adalah ahli makrifat yang telah mencapai derajat makrifatullah.

من ترك أربع كلمات كمل إيمانه أين وكيف ومتى وكم.

Artinya, “Siapa saja yang meninggalkan empat kalimat ini, maka keimanannya kepada Allah telah sempurna, yaitu di mana, bagaimana, kapan, dan berapa Allah.”

Perlu diingat bahwa tingkat keimanan dan makrifat setiap individu berbeda-beda. Oleh karena itu, kita sebaiknya tidak terkejut dengan orang yang masih mempertanyakan empat hal tersebut. Namun, ada juga orang yang tidak lagi membutuhkan dalil aqli atau pembuktian apapun tentang Allah.

Semoga Allah SWT membimbing kita untuk menjauhkan diri dari penisbatan sifat-sifat yang tidak layak bagi-Nya. Wallahu a’lam.

Google Search Widget
Copy Title and Content
Content has been copied.

March 15

Salam 👋

Apakah ada yang bisa kami bantu?