Dalam perjalanan iman, terkadang benih-benih kekufuran dan kemusyrikan muncul tiba-tiba dalam benak seorang mukmin. Bisikan-bisikan yang tidak diinginkan ini dapat mengganggu keyakinan dan menimbulkan keraguan. Namun, hal ini menjadi perhatian penting bagi para ulama, yang menjelaskan bahwa angan-angan atau bisikan yang melintas di dalam hati tidak akan dihitung sebagai dosa jika tidak dipegang teguh oleh individu tersebut.
Sebagaimana dijelaskan dalam sebuah hadits yang diriwayatkan oleh Rasulullah (SAW), Allah SWT memaafkan umat-Nya atas pikiran yang terbersit dalam hati mereka, selama pikiran tersebut tidak diucapkan atau dilakukan. Hal ini menunjukkan bahwa lintasan pikiran yang tidak diinginkan bukanlah pilihan kita dan tidak ada jalan untuk menghindarinya. Oleh karena itu, jika seseorang hanya terbayang kekufuran tanpa niat untuk mempercayainya, maka ia tidak dianggap kafir.
Ulama menegaskan bahwa kekufuran dan kemusyrikan yang melintas dalam benak seseorang tidak otomatis mengeluarkannya dari keimanan. Angan-angan yang tidak bertahan lama, baik itu berupa ghibah maupun pikiran tidak layak lainnya, tidak memiliki makna yang signifikan. Jika seseorang merasakan bisikan-bisikan tersebut dan segera menyingkirkannya, maka ia tidak akan mendapatkan dosa atas pikiran tersebut.
Meskipun pikiran-pikiran terlarang ini dapat mengganggu, Allah SWT tetap memaafkan lintasan pikiran yang tidak dapat dihindari oleh manusia. Namun, penting untuk segera menepis pikiran-pikiran tersebut dengan mengalihkan perhatian kepada hal-hal yang positif dan menghindari penguatan pikiran tersebut di dalam hati.
Rasulullah (SAW) juga mengajarkan bahwa setan tidak akan masuk ke dalam hati yang dipenuhi dengan iman. Oleh karena itu, jika ada gangguan dari setan, hal itu merupakan indikasi adanya keimanan yang kuat. Dalam konteks ini, Syekh Ar-Ramli memberikan doa yang dianjurkan untuk dibaca agar Allah SWT menjaga hati kita dari kemusyrikan dan kekufuran.
Doa tersebut adalah: “Ya Tuhanku, berikanlah aku hati yang takwa, suci dari syirik, tidak kafir, dan tidak celaka. Angkatlah derajatku dan turunkanlah rahmat-Mu bagiku.” Dengan mengamalkan doa ini dan memperkuat akidah melalui kajian yang benar, diharapkan kita dapat terhindar dari godaan kemusyrikan dan kekufuran.
Semoga Allah SWT selalu melindungi akidah kita dan memberikan petunjuk dalam setiap langkah kita sebagai seorang mukmin.