Sebagaimana yang diriwayatkan oleh Muħyīddīn Ibn al-‘Arabī (qs), Jibril (as) berkata, “Ketika Allāh ﷻ memerintahkan aku untuk membawa seekor Burāq kepada Nabi ﷺ untuk membawanya dalam perjalanan Isra’ Mi’raj, aku tidak hanya menemukan seekor Burāq, melainkan tak terhingga banyaknya, dan semuanya membaca shalawāt atas Nabi ﷺ! Aku berusaha menggunakan seluruh kekuatanku untuk menghitungnya, tetapi aku tidak mampu menghitung semuanya. Kemudian aku melihat seekor Burāq menangis di sebuah sudut. Aku bertanya, ‘Mengapa engkau bersedih?’ Ia berkata, ‘Saat Allāh ﷻ menciptakan kami semua secara bersamaan dan memerintahkan kami untuk bershalawat, Dia menyebutkan nama Nabi Muhammad ﷺ. Allāh ﷻ mengatakan bahwa salah satu di antara kami akan membawa Nabi ﷺ ke Hadirat-Nya. Sejak saat itulah aku merasakan `isyq, cinta yang membara kepadanya dan aku khawatir bahwa buraq yang lain yang akan ditunjuk untuk membawa beliau saat Isra’ Mi’raj. Aku menangis kerana cintaku kepadanya dan kerinduanku untuk bertemu dengannya secara langsung, dan aku pun berdoa, “Yaa Rabbii! Jadikanlah diriku sebagai Burāq yang akan terpilih untuk membawa Kekasih-Mu ﷺ kepada-Mu!”‘
Sayyidina Jibril (as) mengatakan, “Engkau adalah Burāq yang terpilih,” kemudian Jibril (as) membawanya kepada Nabi ﷺ untuk membawanya dalam Perjalanan Malam dan Mi’raj yang suci. Wahai Muslim, wahai Mukmin, cinta membuat keajaiban.
— Mawlana Shaykh Hisham Kabbani (qs)