- 
English
 - 
en
Indonesian
 - 
id

Cermin Hati: Memahami Proyeksi Hidup Manusia

2 weeks ago

< 1 min read

Seorang hamba yang dirahmati oleh Allah maka ke dalam qalb-nya akan dipancarkan cahaya kuasa-Nya, sehingga dia bisa menampilkan segala yang ada di dalam qalb tersebut.

Sesungguhnya, dunia yang dihadapi seseorang itu tiada lain merupakan gambaran dari kondisi hatinya sendiri.

Di tingkat fenomena, proyeksi dari hati itu bisa berupa kesialan, musibah, atau kemudahan dan kebahagiaan. Akan tetapi manusia biasanya cenderung menunjuk orang atau melemparkan kesalahan kepada sesuatu di luar dirinya, alih-alih berintrospeksi ke dalam diri.

Padahal fenomena yang tampak di sekitar kita itu bagaikan layar tiga dimensi dari hati kita masing-masing, dan itulah warna kehidupan yang menimpa setiap manusia.

Jadi, jika kita murung, maka jangan salahkan Allah. Seharusnya kitalah yang berusaha memahami ihwal “hidup ini sebenarnya apa?”

Bukan masalah benar atau salahnya, tapi hendaklah kita belajar memahami mekanisme hidup manusia.

Setiap warna kehidupan yang terpancar tentu akan dibaca secara subjektif oleh setiap individu. Adapun Allah Ta’ala, semenjak dari awal sampai hari akhir nanti, hanya memancarkan cahaya kasih-Nya yang selalu sama.

Jadi, daripada menunjuk-nunjuk hidung orang lain, mencari kambing hitam serta menyimpan amarah atau benci kepada seseorang, lebih baik energi yang ada itu dipakai untuk membaca kondisi hati kita sendiri per saat ini.

Itu akan lebih meringankan hati.

( Z A J T )

: : : : : : : : :

Datang, datanglah.
Tak akan kau temukan satu pun sahabat seperti-Ku.
Di mana lagi, di seluruh semesta, ada kekasih yang seperti Aku.
Datang, datanglah.
Jangan habiskan umurmu hilir mudik ke sana kemari.

— Mawlana Jalaluddin Rumi (qs)

Bagikan postingan ini

Copy Title and Content
Content has been copied.

Baca lebih lanjut

Postingan Terkait

Temukan koleksi postingan blog yang penuh wawasan dan menarik.

Adab: Amal, Dosa dan Takdir

Sayyidina Sahal ibn Abdullah ra. berkata, “Jika seorang hamba melakukan kebaikan, lalu ia berkata, “Tuhanku, dengan karunia-Mu aku beramal, Engkau yg membantuku dan memudahkannya”, berarti

Religi

Tidak Memperhatikan Ayat-Ayat

“Katakanlah, apakah akan Kami beritahukan kepadamu tentang orang-orang yang paling merugi perbuatannya? Yaitu orang-orang yang telah sia-sia amal perbuatannya dalam kehidupan dunia ini, sedangkan mereka

Religi

November 21

Salam 👋

Apakah ada yang bisa kami bantu?