- 
English
 - 
en
Indonesian
 - 
id

Hakikat dan Tata Cara Muraqabah menurut Sayyidina Ubaidullah Ahrar

3 weeks ago

3 min read

Dalam Miftah al-Ma’iyyah fi Dustur ath-Thariqah an-Naqsyabandiyah :
karya Syaikh Abdul Ghani an-Nabulsi

Hakikat dan Tata Cara Muraqabah menurut Sayyidina Ubaidullah Ahrar

—————————————
وقال حضرة الشيخ الجليل عبيد الله أحرار: ((أن المراقبة من المفاعلة، فلا بد من الفعل من الجانبين.)) فعلى هذا لا بد أن يكون مراقبا لإطلاع الحق على أحواله ويداوم على ذلك، أو يكون مراقبا لإطلاعه على موجده بدون يصور ولا تشتت خاطر

Hadirat Syaikh yang mulia Ubaidullah Ahrar berkata, “Kata murāqabah mengandung arti mufā’alah, sehingga harus ada tindakan dari kedua belah pihak.” Berdasarkan ini salik harus sadar bahwa Al-Haqq selalu mengawasi segala keadaannya dan menjaga terus kesadaran itu dalam hatinya, atau sadar bahwa dia menjadi objek pengawasan bagi penglihatan-Nya atas perwujudannya tanpa membayangkan dan berusaha mendeskripsikan Dzat-Nya.
—————————————

Hadirat Syaikh yang mulia Ubaidullah Ahrar an-Naqsyabandi —semoga Allah menyucikan halnya dan menyinari pusaranya— berkata, kata murāqabah mengikuti bentuk kata mufā’alah, yaitu rāqaba yurāqibu murāqabah, sehingga harus ada tindakan dari kedua pihak, seorang hamba dan Allah Ta’ala. Berdasarkan hal ini hamba harus sadar (murāqib) bahwa Allah Ta’ala mengawasi atas segala keadaannya baik lahir maupun batin. Allah Ta’ala berfirman,

اِنَّ رَبَّكَ لَبِالْمِرْصَادِ

“Sungguh, Tuhanmu benar-benar mengawasi.” (QS. al-Fajr (89): 14)

Selain itu dia juga harus menjaga kesadaran itu, baik secara diam-diam maupun terang-terangan tanpa pernah melalaikannya. Kalau pun dia melalaikannya, dia harus langsung mengingatnya kembali.

Atau si hamba sadar bahwa dia adalah objek pengawasan ( murāqab, dengan huruf qaf berharakat fathah ) bagi penglihatan-Nya atas wujudnya semata, walaupun dia tidak sadar bahwa penglihatan-Nya mengawasi segala keadaannya. Hanya saja kesadaran ini harus tanpa membayangkan wujud Allah Ta’ala dan tanpa mendeskripsikan-Nya, karena Allah Ta’ala,

لَيْسَ كَمِثْلِهٖ شَيْءٌ

“Tidak ada sesuatu pun yang serupa dengan Dia.” (QS. asy-Syûrâ [42]: 11)

Tidak ada sesuatu apa pun yang bisa menandingi-Nya.

—————————————
والطريق الآخر أن يكون مراقبا لقلبه الصنوبري ولا يترك الخواطر تحل فيه حتى يتيسر له الربط بقلبه الحقيقي من غير ملا حظة معنى المفاعلة

Jalan lainnya adalah seorang hamba menjadi pengawas bagi hati sanubarinya dan tidak membiarkan berbagai sesuatu mengganggunya, sehingga akan mudah baginya untuk mengendalikan hati hakikinya tanpa perhatian pada makna mufā’alah.
—————————————

Jalan lain untuk murāqabah adalah si hamba menjadi pengawas atau menjadi penjaga hati sanubarinya itu, tanpa melalaikan makna-makna yang ada di hati sanubarinya itu. Selain itu dia juga tidak boleh membiarkan berbagai hal mengganggu hatinya, termasuk hal-hal yang hanya terbersit selintas di dalam hatinya. Bahkan setiap kali terbersit sesuatu di hatinya, dia harus langsung mengusirnya.

Alasannya adalah karena hal itu akan membuatnya mudah untuk mengikat dirinya yang masih ragu dengan hati hakikinya yang mengalir bersama nafas dan merupakan bagian dari perintah Allah yang seperti kejapan mata. Ini semua terjadi tanpa perlu baginya untuk merenungkan makna mufā’alah yang menunjukkan terjadinya perbuatan dari kedua belah pihak seperti cara pertama.

Dengan begitu dia pun tidak fokus kepada penglihatan Allah yang mengawasi semua keadaannya, tapi dia sibuk dengan murāqabah terhadap dirinya sendiri dan bukan sibuk dengan murāqabah Allah Ta’ala terhadap dirinya. Cara kedua ini bersumber dari hadits Nabi Saw. mengenai maqam ihsan, “An ta’budallāh ka’annaka tarāh”, atau dengan kata lain memperhatikan Allah dengan cara murāqabah kepada hati yang merupakan gerbang hadirat-Nya.

Kemudian Nabi Muhammad Saw. bersabda, “Fa in lam takun tarāhu” (Maka jika engkau tidak bisa melihat-Nya). Maksudnya, ketika engkau seharusnya bisa melihat Dia dan memperhatikan hadirat-Nya, “Sesungguhnya Dia melihatmu”, karena Dia memang selalu mengawasimu. Ini adalah tarekat atau cara pertama yang merupakan cara tertinggi. Karena di dalamnya terjadi perbuatan kedua belah pihak yang tercermin dalam kata “mufā’alah”.

Selain itu, hadits ini mengandung kunci peningkatan seorang hamba, karena pernyataan “Jika engkau tidak melihat-Nya”, yaitu jika engkau mengetahui bahwa ketika engkau berada di maqam pertama, engkau menduga bisa melihat Allah dan ternyata engkau tidak bisa. Saat engkau mengetahuinya, engkau pun naik tingkat dengan kemunculan keagungan-Nya kepadamu sehingga engkau dengan ketidakmampuanmu melihat-Nya itu akan mencapai sesuatu yang lebih baik daripada ketidakmampuan untuk melihat-Nya di maqam pertama.

Pada saat itu seakan-akan engkau melihat-Nya dengan kondisi engkau pada maqam pertama, sementara seiring dengan itu engkau tidak melihat-Nya, sehingga murāqabah terjadi darimu pada-Nya, dan murāqabah juga terjadi dari-Nya padamu dalam sabda Nabi Saw., “sesungguhnya Dia melihat engkau.” Tentu saja, berpadunya dua murāqabah pada diri si hamba dalam penyaksian lebih sempurna daripada satu murāqabah saja, disebabkan ada kemungkinan terjadinya kelalaian seiring dengan itu dari murāqabah Allah padanya. Kondisi pertama yang tidak disertai kelalaian adalah yang lebih sempurna.

Bagikan postingan ini

Copy Title and Content
Content has been copied.

Baca lebih lanjut

Postingan Terkait

Temukan koleksi postingan blog yang penuh wawasan dan menarik.

5 Janji Tarekat

Fatwa Yang Mulia Abu: Lima Janji Thariqat Murobbi Ruhina, Sang Mahkota Ahli Makrifat yang memiliki kesabaran yang sangat tinggi dan Penyeru yang mengajak kearah kebaikan,

Naqsyabandiyah

Makrifat dan Hakikat Ilahi

Guruku dulu mengatakan: “Dalam Asma yang tertinggi, orang dapat meningkat ke langit (mencapai martabat yang tinggi).” Dalam tingkat makrifat, hamba Allah dapat melihat segala yang

Naqsyabandiyah

7 Tingkatan Nafsu

[*] An-nafs, ‘aql, qalb, ruh, dan sirr adalah nama-nama untuk satu hal, yang lembut, bersifat ketuhanan, bersifat cahaya, disimpan pada objek yang bersifat jasmani dan gelap. Munculnya perbedaan

Naqsyabandiyah

February 5

Salam 👋

Apakah ada yang bisa kami bantu?