Dalam setiap pesta demokrasi, masyarakat diberikan hak untuk memilih calon pemimpin seperti presiden, gubernur, bupati, dan anggota dewan sesuai dengan preferensi mereka. Namun, penting untuk mempertimbangkan secara seksama latar belakang dan rekam jejak para calon tersebut.
Mengutip Surat An-Nisa ayat 58, Allah memerintahkan kita untuk memberikan amanah kepada orang yang layak. Oleh karena itu, dalam memilih calon pemimpin, kita perlu memastikan bahwa mereka memiliki integritas, kompetensi, dan dedikasi yang dibutuhkan untuk memimpin dengan baik.
Jika terdapat calon yang terbukti terlibat dalam kasus korupsi, asusila, cabul, atau pernah memiliki catatan buruk lainnya, sebaiknya kita mempertimbangkan calon lain yang lebih pantas dan bermoral. Meskipun semua calon telah melewati proses administrasi lembaga pemilu, kita sebagai pemilih bertanggung jawab untuk memilih calon terbaik di antara mereka.
Dalam konteks ini, Munas NU 2012 di Pesantren Kempek, Cirebon, Jawa Barat pernah menegaskan larangan untuk mendukung calon yang terlibat dalam tindak korupsi, tidak bertanggung jawab, atau lebih mementingkan kepentingan pribadi daripada kepentingan rakyat. Semua ini menjadi pertimbangan penting dalam menentukan pilihan di Tempat Pemungutan Suara (TPS).
Masyarakat diharapkan untuk selektif dalam memilih pemimpin mereka, karena pemimpin yang dipilih akan berperan dalam menciptakan kemaslahatan umum. Dengan menggunakan hak pilih secara bijaksana dan tidak golput, kita berharap akan terpilih pemimpin dan anggota dewan yang mampu memberikan yang terbaik bagi masyarakat.
Demikianlah gambaran singkat mengenai pentingnya mempertimbangkan rekam jejak calon pemimpin sebelum memberikan suara di hari pemilihan. Semoga tulisan ini dapat memberikan pemahaman yang baik bagi pembaca. Tetaplah kritis dan bijaksana dalam menentukan pilihan demi masa depan yang lebih baik.