Pada masa kampanye pemilu, para calon pemimpin pemerintahan seringkali menawarkan janji-janji program kerja sebagai strategi untuk mendapatkan dukungan publik. Namun, setelah terpilih, tidak jarang pemimpin tersebut tidak memenuhi janji-janjinya. Padahal, Islam mengajarkan agar pemimpin wajib ditaati dan janji adalah hutang yang harus ditepati.
Dalam konteks pemimpin yang tidak memenuhi janji-janjinya, Islam memberikan pandangan yang jelas terkait hal ini. Menurut hasil Sidang Komis Bahtsul Masail Ad-Diniyyah al-Waqi’iyyah pada Muktamar NU ke-33, janji-janji pemimpin dibagi menjadi dua kategori, yaitu al-wa‘du (memberikan harapan baik) dan al-‘ahdu (komitmen). Hukumnya berbeda tergantung pada konteks dan niat dari janji tersebut.
Apabila janji berkaitan dengan tugas jabatan sebagai pemimpin rakyat dan diyakini bisa direalisasikan, maka hukumnya mubah (boleh). Namun, jika diyakini tidak bisa direalisasikan, hukumnya haram (tidak boleh). Selain itu, jika janji tersebut berasal dari dana pribadi untuk tujuan politik, maka hukumnya haram karena termasuk dalam kategori suap.
Pemimpin yang tidak menepati janjinya harus diingatkan, namun tetap harus ditaati selama menjadi pemimpin yang sah. Imam Ghazali menjelaskan pentingnya menepati janji dan menghindari sifat munafik. Allah dalam Al-Qur’an memerintahkan untuk selalu menepati janji, baik kepada-Nya maupun kepada sesama manusia.
Keputusan Bahtsul Masail Kubro Lembaga Bahtsul Masail Provinsi Jawa Barat menegaskan bahwa mengingkari janji-janji pemimpin adalah haram jika dilakukan tanpa tekad yang serius untuk memenuhinya. Melanggar janji dengan niat menipu atau merugikan orang lain juga diharamkan.
Dengan demikian, hukum bagi pemimpin pemerintahan yang mengingkari janjinya karena ada niat untuk tidak menepatinya adalah haram. Para calon pemimpin dihimbau untuk berhati-hati dalam menyampaikan janji-janji mereka kepada rakyat, serta menjadikan janji sebagai komitmen yang harus dipenuhi dengan sungguh-sungguh.
Dalam Islam, memenuhi janji adalah bagian dari amanah yang harus ditunaikan dengan baik. Oleh karena itu, integritas dan kejujuran dalam menepati janji merupakan hal yang sangat penting bagi seorang pemimpin pemerintahan.