Imam al-Hafiz al-Iraqi, seorang ulama tersohor pada abad ketujuh hijriyah, merupakan salah satu tokoh penting dalam mazhab Syafi’iyah yang dihormati oleh ulama pada masanya. Meskipun tumbuh sebagai seorang anak yatim sejak usia 3 tahun, keinginannya untuk menuntut ilmu tidak pernah pudar.
Diketahui bahwa nama lengkapnya adalah al-Hafiz al-Iraqi Abdurrahim bin Abdurrahman az-Zain Abul Fadl al-Kurdi ar-Razani al-Mishri asy-Syafi’i. Meskipun terdapat perbedaan pendapat mengenai tanah kelahirannya, namun keberadaannya di Mesir memainkan peran penting dalam perkembangan keilmuannya.
Imam al-Hafiz al-Iraqi mulai rihlah keilmuannya di Mesir dengan belajar kepada ulama-ulama terkemuka. Meskipun yatim, semangatnya dalam menuntut ilmu tidak pernah surut. Ia belajar Al-Quran dan ilmu-ilmu terkait lainnya kepada Imam Burhanuddin al-Qirathi, di mana kecerdasan dan ketangkasannya sangat diakui.
Setelah menguasai berbagai ilmu di Mesir, Imam al-Hafiz al-Iraqi melanjutkan perjalanannya ke berbagai negara seperti Damaskus, Baghdad, Palestina, dan Maroko untuk terus menimba ilmu. Ia tidak hanya menguasai satu atau dua cabang ilmu, melainkan hampir semua cabang ilmu syariat Islam.
Dengan kepandaian dan kegigihannya dalam menimba ilmu, Imam al-Hafiz al-Iraqi berhasil menorehkan banyak karya penting seperti “Taqribu al-Asanid wa Tartibu al-Masanid” dan “Syarh at-Tirmidzi”. Karya-karyanya tersebut menjadi referensi penting bagi umat Islam pada masanya dan masa kini.
Imam al-Hafiz al-Iraqi tidak hanya dikenal sebagai ulama yang sangat alim, tetapi juga produktif dalam menciptakan karya-karya bermanfaat. Pengaruhnya dalam penyebaran Islam sangat besar, menjadi sumber inspirasi dan hidayah bagi banyak orang. Salah satu murid terkenalnya adalah Imam Ibnu Hajar al-Haitami.
Kisah perjalanan keilmuan Imam al-Hafiz al-Iraqi memberikan inspirasi bagi kita semua untuk terus mengejar ilmu pengetahuan tanpa kenal lelah.