Peristiwa tragis yang terjadi di Karbala pada 10 Muharram tetap menjadi momen penting dalam sejarah umat Islam. Imam Al-Ghazali dalam karyanya, Mukasyafatul Qulub, menjelaskan beberapa amalan yang dianjurkan dilakukan pada Hari Asyura. Puasa, sedekah, memperluas nafkah keluarga, mandi, dan berbagai amalan lainnya disebutkan sebagai tindakan yang dianjurkan.
Namun demikian, Imam Al-Ghazali juga menekankan pentingnya menyaring informasi terkait amalan-amalan yang sunnah pada Hari Asyura. Beberapa hadits yang beredar, seperti tentang pahala sedekah pada hari tersebut, perlu diperhatikan keabsahannya agar tidak terjerumus pada praktik-praktik yang tidak benar.
Musibah yang menimpa Husein bin Ali di Karbala dipandang sebagai syahadah yang memberikan kemuliaan dan derajat di sisi Allah. Umat Islam hari ini diingatkan untuk merenungkan peristiwa tersebut dengan penuh kesabaran dan keikhlasan.
Imam Al-Ghazali juga mewanti-wanti agar umat Islam menjauhi praktik-praktik bid’ah dalam mengenang peristiwa Karbala. Meratap, menangis berlebihan, atau bahkan melukai diri tidaklah sesuai dengan ajaran agama. Sebaliknya, mengingat peristiwa tersebut dengan istirja’ dan doa merupakan tindakan yang lebih tepat.
Kisah perlawanan Husein bin Ali terhadap kekuasaan Yazid bin Muawiyah juga menjadi pelajaran berharga bagi umat Islam. Keberanian Husein dalam mempertahankan kebenaran dan keadilan tetap menginspirasi hingga saat ini.
Dengan mengenang peristiwa Karbala pada Hari Asyura, umat Islam diingatkan akan nilai-nilai keimanan, kesabaran, dan keteguhan hati dalam menghadapi cobaan. Semoga kita dapat mengambil hikmah dan pelajaran berharga dari peristiwa tragis tersebut.