- 
English
 - 
en
Indonesian
 - 
id

Makna Sujud dalam Al-Quran dan Fungsi Masjid

Google Search Widget

Al-Quran menggunakan kata “sujud” dengan berbagai makna. Salah satunya adalah sebagai bentuk penghormatan dan pengakuan terhadap kelebihan pihak lain, seperti yang terjadi saat malaikat bersujud kepada Adam seperti yang disebutkan dalam Surat Al-Baqarah (2): 34.

Di sisi lain, sujud juga mencerminkan kesadaran akan kesalahan serta pengakuan terhadap kebenaran yang disampaikan oleh pihak lain. Sebagaimana yang tertulis dalam firman-Nya, “Lalu para penyihir itu tersungkur dengan bersujud” (QS. Thaha [20]: 70).

Sujud juga melambangkan ketaatan terhadap ketetapan Allah yang mengatur alam semesta ini, yang sering disebut sebagai hukum-hukum alam. Seperti dalam ayat, “Bintang dan pohon keduanya bersujud” (QS. Al-Rahman [55]: 6).

Dari sunnatullah, kita belajar bahwa kemenangan hanya akan diraih melalui kesungguhan dan perjuangan. Kekalahan, di sisi lain, disebabkan oleh kelalaian dan pengabaian terhadap disiplin. Sukses dapat dicapai melalui perencanaan dan kerja keras. Oleh karena itu, seseorang diibaratkan bersujud ketika mampu memperhatikan hal-hal tersebut.

Kata “sujud” juga erat kaitannya dengan istilah “masjid”. Secara etimologi, kata “masjid” berasal dari akar kata “sajada-sujud”, yang berarti patuh, taat, serta tunduk dengan penuh hormat dan penghormatan.

Proses sujud dalam shalat, yaitu meletakkan dahi, kedua tangan, lutut, dan kaki ke bumi, merupakan representasi lahiriah dari makna-makna sebelumnya. Hal ini menjelaskan mengapa tempat ibadah untuk melaksanakan shalat disebut sebagai masjid, yang bermakna “tempat bersujud”.

Selain sebagai tempat bersujud, Al-Quran juga menegaskan fungsi masjid dalam bermacam ayat. Salah satunya adalah dalam firman-Nya: “Bertasbihlah kepada Allah di masjid-masjid yang telah diperintahkan untuk dimuliakan dan disebut nama-Nya di dalamnya pada waktu pagi dan petang…” (QS An-Nur: 36-37).

Perintah untuk bertasbih tidak hanya sebatas mengucapkan Subhanallah, namun juga meliputi makna yang lebih luas sesuai dengan konteksnya. Konteks tersebut dapat disimpulkan dengan kata “takwa”.

Takwa sendiri tidak hanya berhubungan dengan Allah (hablum minallah), tetapi juga dengan sesama manusia (hablum minannas) serta dengan alam (hablum minal alam). Oleh karena itu, masjid seharusnya menjadi pusat perubahan menuju masyarakat yang adil di berbagai aspek.

Terima kasih.

Google Search Widget
Copy Title and Content
Content has been copied.

February 5

Salam 👋

Apakah ada yang bisa kami bantu?