- 
English
 - 
en
Indonesian
 - 
id

Menjaga Jarak dalam Shalat Berjamaah di Masa Pandemi Covid-19

Google Search Widget

Pada masa pandemi Covid-19, kita dianjurkan untuk menjaga jarak fisik (physical distancing) guna mencegah penyebaran virus dalam berbagai aktivitas, termasuk ibadah shalat. Namun, bagaimana dengan shalat berjamaah yang menganjurkan kerapatan jamaah dan shaf?

Secara umum, makmum dianjurkan untuk merapatkan jarak antarjamaah dan shaf dalam shalat berjamaah. Makmum yang berdiri terpisah dalam shalat berjamaah (termasuk shalat Jumat yang wajib dilakukan berjamaah) dianggap makruh.

وَيُكْرَهُ وُقُوفُ الْمَأْمُومِ فَرْدًا، بَلْ يَدْخُلُ الصَّفَّ إنْ وَجَدَ سَعَةً

Artinya, “Posisi berdiri makmum yang terpisah dimakruh, tetapi ia masuk ke dalam shaf jika menemukan ruang kosong yang memadai,” (Imam An-Nawawi, Minhajut Thalibin).

Namun, ketika ada uzur atau situasi darurat yang mendesak seperti pandemi Covid-19, makmum diperbolehkan menjaga jarak satu sama lain tanpa dianggap makruh sebagaimana dijelaskan oleh Ibnu Hajar:

نَعَمْ إنْ كَانَ تَأَخُّرُهُمْ لِعُذْرٍ كَوَقْتِ الْحَرِّ بِالْمَسْجِدِ الْحَرَامِ فَلَا كَرَاهَةَ وَلَا تَقْصِيرَ كَمَا هُوَ ظَاهِر

Artinya, “Tetapi jika mereka tertinggal (terpisah) dari shaf karena uzur seperti cuaca panas di Masjidil Haram, maka tidak (dianggap) makruh dan lalai sebagaimana zahir,” (Ibnu Hajar Al-Haitami, Tuhfatul Muhtaj bi Syarhil Minhaj, [Beirut, Darul Kutub Al-Ilmiyyah: 2011], halaman 296).

Anjuran merapatkan shaf dalam shalat berjamaah dapat ditemukan dalam hadits Rasulullah SAW yang sering kita dengar dari imam sebelum memulai shalat berjamaah. Namun, anjuran ini berlaku ketika tidak ada uzur sebagaimana dijelaskan oleh Ibnu Alan As-Shiddiqi:

وعن أنس رضي اللّه عنه أن رسول اللّه قال: رصوا صفوفكم) أي حتى لا يبقى فيها فرجة ولا خلل (وقاربوا بينها) بأن يكون ما بين كل صفين ثلاثة أذرع تقريباً، فإن بعد صف عما قبله أكثر من ذلك كره لهم وفاتهم فضيلة الجماعة حيث لا عذر من حر أو برد شديد

Artinya, “(Dari sahabat Anas RA, Rasulullah bersabda, ‘Susunlah shaf kalian’) sehingga tidak ada celah dan longgar (dekatkanlah antara keduanya) antara dua shaf kurang lebih berjarak tiga hasta. Jika sebuah shaf berjarak lebih jauh dari itu dari shaf sebelumnya, maka hal itu dimakruh dan luput keutamaan berjamaah sekira tidak ada uzur cuaca panas atau sangat dingin misalnya,” (Ibnu Alan As-Shiddiqi, Dalilul Falihin, juz VI, halaman 424).

Demikian panduan agama mengenai menjaga jarak shaf shalat berjamaah di masa pandemi Covid-19. Wallahu a’lam.

Google Search Widget
Copy Title and Content
Content has been copied.

March 8

Salam 👋

Apakah ada yang bisa kami bantu?