- 
English
 - 
en
Indonesian
 - 
id

Fenomena VIPlus dan Vtube: Menilik Praktik Bisnis yang Kontroversial

Google Search Widget

VIPlus merupakan platform baru di dunia digital, dipromosikan oleh my.future business school dan berada di bawah naungan PT Komunitas Cerdas Indonesia (PT KCI). Platform ini bergerak dalam bidang jual beli produk-produk nutrisi kesehatan yang diproduksi oleh PT Aimfoods Manufacturing Indonesia (AMI).

Penting untuk diketahui bahwa logo my.future business school ini sebelumnya juga pernah digunakan oleh platform lain bernama Vtube. Vtube secara tegas dinyatakan menjalankan praktik money game dengan dalih menonton video iklan dan diterbitkan di bawah PT Future View Tech (Fvtech). Vtube juga telah dinyatakan sebagai entitas ilegal oleh Tim Satgas Waspada Investasi (SWI).

Karena kedua entitas ini menggunakan brand logo yang sama, yaitu my.future business school, kita dapat menyimpulkan bahwa Vtube dan VIPlus memiliki hubungan kerja sama. Hal ini diperkuat dengan dokumen pemasaran VIPlus yang menunjukkan skema perpindahan anggota Vtube ke VIPlus. Selain itu, level keanggotaan Vtube tidak berubah ketika dikonversi ke VIPlus. Misalnya, anggota level Diamond di Vtube tetap berada di level Diamond di VIPlus, meskipun kedua platform memiliki skema bisnis yang berbeda.

Vtube selama ini memiliki produk digital bernama Viewpoin (VP), yang dianggap sebagai harta fiktif karena transaksi pencairannya hanya bisa dilakukan dengan menjual ke anggota lain melalui exchange counter Vtube. VP tidak memiliki underlying asset, membuatnya menjadi aset fiktif.

Ketika keanggotaan Vtube dikonversi ke VIPlus, anggota tersebut akan menerima Purchase Point (PP) secara otomatis sesuai dengan level keanggotaannya di VIPlus. Sebagai contoh, anggota level Bintang 6 di Vtube yang konversi ke VIPlus akan mendapatkan sekitar 25.000 PP secara cuma-cuma dari VIPlus. Nilai 1 PP VIPlus setara dengan Rp1.000 (untuk bonus) dan Rp2.710 (untuk belanja). Jadi, anggota Bintang 6 akan mendapatkan bonus minimal sebesar 25 juta rupiah tanpa harus melakukan transaksi jual beli produk VIPlus. Praktik ini jelas tidak lazim karena tidak ada prestasi kerja apapun dari anggota tersebut.

Vtube bergerak dengan misi menonton video iklan, sementara VIPlus menjalankan direct selling produk makanan, nutrisi kesehatan, dan kecantikan. Konversi keanggotaan dari Vtube ke VIPlus tidak sejalan dan tidak mendukung satu sama lain. Produk VIPlus pun belum tentu bisa diserap oleh masyarakat karena harga produknya yang tinggi. Sebagai contoh, produk Glucoff dijual dengan harga 390 ribu rupiah untuk 30 kapsul anti diabetes, sedangkan produk serupa di apotek dijual jauh lebih murah.

Distribusi Glucoff tanpa resep dokter juga melanggar aturan peredaran obat-obatan keras yang harus memiliki resep dokter. Dari sisi transaksi bisnisnya, produk Glucoff tidak mungkin mudah diserap pasar. Maka, para member VIPlus kemungkinan besar akan lebih fokus mencari anggota baru untuk mencapai target Group Purchase Point (GPP) daripada menjual produk.

Mereka akan mengajak seluruh referral dari Vtube untuk bergabung di VIPlus. Referral ini akan menempati level yang sama seperti di Vtube dan tetap dihitung sebagai bagian dari GPP VIPlus, sehingga meningkatkan komisi sponsor.

Melihat skenario dan ciri-ciri ini, dapat diambil hipotesis awal bahwa VIPlus dibentuk untuk mendukung praktik cuci uang dari para anggota Vtube. Bukti terdekat adalah keberadaan VP yang masih berstatus sebagai harta fiktif digital dan level keanggotaan Vtube yang tidak berubah ketika masuk ke VIPlus.

Google Search Widget
Copy Title and Content
Content has been copied.

March 10

Salam 👋

Apakah ada yang bisa kami bantu?