Hari Asyura, yang jatuh pada tanggal kesepuluh bulan Muharram, memiliki makna penting dalam agama Islam. Dalam sejarahnya, Nabi Muhammad ﷺ memerintahkan umatnya untuk berpuasa pada hari Asyura setelah mengetahui bahwa kaum Yahudi juga melakukannya.
Puasa Asyura juga berkaitan dengan peristiwa-peristiwa penting dalam sejarah seperti terciptanya Nabi Adam, diterimanya taubat Nabi Adam, naiknya perahu Nabi Nuh setelah banjir besar, hingga kelahiran Nabi Isa dan wafatnya cucu Nabi Muhammad, Husein.
Puasa Asyura memiliki beragam tingkatan, di antaranya puasa Asyura saja, puasa Asyura dan Tasu’a, serta puasa Asyura, Tasu’a, dan puasa hari kesebelas Muharram. Meskipun sebelumnya dianggap wajib, kini puasa Asyura dianggap sebagai puasa sunah ‘muakkad’ atau sangat dianjurkan.
Keutamaan puasa Asyura juga tidak bisa disepelekan. Rasulullah ﷺ menyebutkan bahwa puasa di bulan Muharram merupakan puasa yang paling utama setelah Ramadhan. Selain itu, puasa Asyura juga dijanjikan dapat menghapus dosa setahun yang lalu.
Dalam rangka memperingati Hari Asyura, umat Islam dianjurkan untuk memperbanyak dzikir dan istighfar. Dengan bertafakur pada sejarah dan keutamaan puasa ini, diharapkan umat Islam dapat merenungkan betapa besar rahmat dan ampunan Allah kepada hamba-Nya.
Sebagai umat Islam, mari manfaatkan Hari Asyura sebagai momentum untuk meningkatkan ketaqwaan, memperbaiki diri, serta mendekatkan diri kepada Allah melalui amal ibadah yang dianjurkan dalam agama. Semoga kita semua diberikan kekuatan dan taufik untuk melaksanakan ibadah dengan penuh keikhlasan dan ketulusan. Aamiin.