- 
English
 - 
en
Indonesian
 - 
id

Persiapan Terbaik Menghadapi Kematian: Menyongsong Kehidupan yang Lebih Baik

Google Search Widget

Kematian, sebagai bagian tak terhindarkan dari kehidupan setiap makhluk, merupakan awal dari perjalanan kehidupan baru. Mulai dari alam kubur hingga kehidupan akhirat yang lebih baik dan abadi. Seperti yang disebutkan dalam Al-Qur’an, “Tiap-tiap yang berjiwa akan merasakan mati. Kami akan menguji kamu dengan keburukan dan kebaikan sebagai cobaan yang sebenarnya, dan hanya kepada Kami kamu dikembalikan” (QS. Al-Anbiya[21]: 35).

Saat manusia menyadari bahwa kehidupan dan kematian adalah ujian, persiapanlah yang menjadi kunci untuk menghadapinya dengan bijak. Rasulullah ﷺ mengajak umatnya untuk sering mengingat kematian, karena kesadaran akan kematian akan membawa kehati-hatian dalam menjalani kehidupan. Ketika sampai pada saat yang ditentukan, kenikmatan dunia tidak lagi bermakna bagi manusia. Namun, mengingat kematian bukanlah hal yang mudah dilakukan. Terbukti dengan masih adanya orang-orang yang bersikap sembrono di tengah kesedihan keluarga yang ditinggalkan.

Salah satu cara untuk memahami kematian adalah dengan mengaitkannya dengan tidur. Dalam kitab Jawahirul Kalamiyah, dijelaskan bahwa keadaan di alam kubur adalah sesuatu yang ghaib dan sulit dipahami oleh manusia. Untuk mempermudah pemahaman, kematian dapat diibaratkan sebagai tidur. Ketika seseorang tidur, orang lain tidak tahu apa yang terjadi dalam alam mimpi orang tersebut.

Kesamaan antara tidur dan kematian dapat dilihat dari doa bangun tidur yang mengungkapkan syukur atas pemberian hidup setelah tidur. Doa tersebut mencerminkan bahwa tidur memiliki kesamaan dengan kematian, di mana Allah lah yang memberikan hidup setelah ‘mematikan’ (menidurkan).

Rasulullah ﷺ juga mengajarkan doa lain terkait bangun tidur, yang menekankan syukur atas kembalinya ruh dan kesehatan badan serta izin untuk berdzikir kepada Allah. Doa ini menegaskan bahwa seperti tidur, pada kematian pun ruh meninggalkan jasad. Namun, perbedaannya terletak pada kembalinya ruh saat tidur namun tidak pada saat kematian.

Dari penjelasan tersebut, manusia dapat memahami bahwa sebagian tanda-tanda kematian telah dirasakan dalam tidur. Oleh karena itu, setiap bangun tidur seharusnya diisi dengan rasa syukur karena masih diberikan kesempatan hidup oleh Allah. Belajar dari tidur juga mengingatkan manusia akan kematian, sebagaimana ajaran Rasulullah ﷺ.

Semoga kita senantiasa diingatkan akan kematian, agar memiliki persiapan terbaik untuk menyongsong kehidupan yang lebih baik di alam akhirat.

Google Search Widget
Copy Title and Content
Content has been copied.

November 22

Salam 👋

Apakah ada yang bisa kami bantu?