Dalam menjaga kesatuan umat, perbedaan pendapat di antara ulama mazhab telah lama diakui sebagai sesuatu yang wajar. Perbedaan tersebut dikenal dengan istilah mu’tabar yang mengakui keberagaman pandangan sebagai hasil dari pemahaman, pemikiran, dan penafsiran yang berbeda antara ulama. Meskipun kebenaran Al-Qur’an dan hadits mutawatir dianggap sebagai kebenaran mutlak, namun terdapat ayat-ayat yang bersifat jelas dan memerlukan interpretasi serta ayat-ayat yang memerlukan asumsi.
Perbedaan interpretasi kedua sumber utama ini dilatarbelakangi oleh kompleksitas dalam memahami teks-teks suci tersebut. Di sinilah peran ulama besar seperti imam mazhab sangat diperlukan untuk menjelaskan permasalahan dan mengambil keputusan hukum. Tidak semua orang memiliki kepakaran di bidang ini sehingga tidak semua orang bisa melakukan interpretasi secara bebas. Oleh karena itu, wajar jika terjadi perbedaan pendapat dalam pendekatan terhadap hukum agama.
Toleransi antar-mazhab juga sering terjadi, bahkan di antara para imam mazhab. Hal ini terlihat dalam kasus Imam Ahmad bin Hanbal yang mengizinkan makmumnya mengikuti pendapat lain yang berbeda meskipun secara prinsip mereka memiliki perbedaan pendapat. Begitu pula dengan kasus Abu Hanifah dan murid-muridnya yang berkenan mengikuti pendapat Imam Malik tanpa harus mengulang shalatnya.
Konsep bermazhab yang otoritatif namun tetap toleran ini kadang ditolak oleh sebagian kalangan anti mazhab. Namun, mayoritas umat Islam yang cenderung awam dalam pengetahuan agama menunjukkan bahwa bermazhab tetap dibutuhkan. Mengetahui hukum agama secara langsung dari sumbernya tanpa melalui ilmu yang cukup dapat menimbulkan kesalahpahaman yang berbahaya.
Dengan adanya bermazhab, umat Islam dapat memperoleh pemahaman yang lebih komprehensif dan akurat terhadap ajaran agama. Seiring waktu, pembaharuan dalam agama pun tetap diperlukan untuk menjaga kesesuaian hukum-hukum agama dengan zaman. Oleh karena itu, mengikuti mazhab hingga saat ini masih relevan dan merupakan kebutuhan pokok dalam menjaga kesatuan umat Islam.
