Dalam menjalani ibadah di masjid, ada beberapa pertimbangan penting yang perlu diperhatikan bagi penyandang disabilitas. Salah satunya adalah mengenai membawa masuk kursi roda atau tongkat yang mungkin kotor ke dalam masjid. Meskipun telah disepakati oleh para ulama bahwa barang yang najis tidak boleh dibawa ke dalam masjid, namun untuk barang yang hanya kotor tanpa najis, seperti berdebu, tetap perlu dibersihkan terlebih dahulu sebelum dibawa masuk ke dalam masjid. Hal ini dilakukan untuk menjaga kebersihan masjid sebagai rumah Allah.

Dalam kitab-kitab fiqih, disebutkan bahwa makan di masjid diperbolehkan selama tidak mengotori masjid, misalnya dengan makanan berlemak seperti madu dan minyak. Namun, jika terdapat potensi mengotori masjid, maka hal tersebut diharamkan meskipun benda tersebut suci. Hal ini juga ditekankan dalam sabda Nabi Muhammad yang menegaskan bahwa masjid harus tetap suci untuk kegiatan ibadah.

Bagi penyandang disabilitas yang membawa kursi roda, tongkat, atau alat bantu lainnya ke dalam masjid, penting untuk membersihkan bagian kotoran sebisa mungkin sebelum masuk ke dalam masjid. Jika terdapat najis, maka harus disucikan terlebih dahulu tanpa perlu melepaskan dari tubuh. Namun, jika hanya kotor, sudah cukup dilap agar tidak mengotori masjid.

Ketentuan yang sama berlaku bagi protese atau alat pengganti anggota tubuh. Jika terdapat najis, harus disucikan terlebih dahulu tanpa melepaskan dari tubuh. Namun, jika hanya kotor, bisa dibersihkan dengan cara dilap agar tetap bersih saat beribadah di masjid.

Semua upaya tersebut dilakukan untuk menjaga kebersihan dan suci dari masjid sebagai tempat ibadah yang mulia. Dengan memperhatikan hal-hal tersebut, diharapkan penyandang disabilitas dapat tetap nyaman dan dapat beribadah dengan tenang di dalam masjid.