Idul Fitri, momen yang dinanti-nanti oleh umat Islam di seluruh dunia. Namun, bagaimana sebenarnya kita memaknai perayaan ini? Apakah Idul Fitri hanya sebatas pakaian baru, hidangan lezat, dan kegembiraan duniawi semata?
Dalam pandangan Syekh Abdul Qadir Al-Jailani, sosok yang mengajarkan pemahaman mendalam tentang hari raya Idul Fitri, terdapat makna yang jauh lebih dalam daripada sekadar hal-hal materi. Bagi beliau, aspek non-material seperti ketakwaan dan penerimaan amal ibadah jauh lebih penting daripada hal-hal yang bersifat lahiriyah.
Syekh Abdul Qadir Al-Jailani mengajarkan bahwa Idul Fitri seharusnya menandai penerimaan amal ibadah, pengampunan dosa, dan peningkatan derajat di sisi Allah. Hal ini tercermin dari riwayat Sayyidina Ali RA yang memakan roti berkualitas rendah di hari raya Idul Fitri, sebagai simbol dari kesederhanaan dan ketakwaan yang sejati.
Dari kisah tersebut, kita diajak untuk merenung bahwa esensi sejati dari Idul Fitri bukanlah pada hal-hal materi seperti mudik, pakaian baru, atau berbagai tradisi lainnya. Lebih dari itu, Idul Fitri adalah momentum untuk memperbaiki diri, meningkatkan ketakwaan, dan meraih kedekatan dengan Allah di bawah cahaya iman dan kekuatan keyakinan.
Selamat menyambut Hari Raya Idul Fitri dengan penuh makna dan keikhlasan. Semoga kita semua dapat meraih berkah dan ampunan-Nya. Aamiin.