Money game merupakan jenis usaha yang seringkali mengecoh masyarakat dengan janji keuntungan besar tanpa bekerja secara sah. Praktik money game telah dikenal sebagai muamalah yang tidak sesuai dengan prinsip syariah, karena keuntungan yang didapat tidak sebanding dengan beban kerja atau terjadi ketidakseimbangan antara bonus dan beban kerja.

Dalam money game, peserta umumnya diminta untuk mendaftar dan membayar sejumlah uang tertentu, seringkali disertai dengan iming-iming produk yang sebenarnya tidak memiliki nilai yang sesuai dengan jumlah uang yang dikeluarkan. Selain itu, peserta juga diminta untuk merekrut anggota lain sebagai downline, di mana setiap rekrutan akan memberikan keuntungan bagi upline yang merekrutnya.

Ciri khas money game antara lain meliputi adanya pungutan uang pada saat pendaftaran, iming-iming produk yang tidak jelas manfaatnya, serta skema piramida dalam struktur bisnisnya. Money game juga sering kali menggunakan istilah-istilah seperti bonus rekrutmen, upline, downline, dan referensi.

Beberapa produk atau skema bisnis yang sering dikaitkan dengan money game antara lain arisan berantai, investasi tolong menolong, skema Ponzi, Multi Level Marketing (MLM), MMM (Mavrodi Mondial Moneybox), dan bisnis piramida. Kesemuanya memiliki struktur bisnis yang mirip, dengan pola bonus perekrutan dan penyerahan uang atas nama pembelian produk.

Untuk menghindari terjerat dalam money game, penting untuk mengenali pola-pola yang cenderung menjadi target industri semacam ini. Beberapa kecenderungan yang dapat membuat seseorang terjerat antara lain suka bermimpi tanpa realita, gemar berjudi, dan tertarik dengan janji-janji besar tanpa mempertimbangkan realitas.

Jika ingin berinvestasi, disarankan untuk memilih perusahaan yang terdaftar secara resmi dan teliti sebelum terlibat dalam bisnis tertentu. Pengetahuan mengenai money game ini diharapkan dapat membantu masyarakat untuk lebih waspada dan terhindar dari praktik-praktik yang merugikan.