Dalam agama Islam, terdapat adab-adab yang diatur untuk menyantap makanan. Salah satu adab yang penting adalah memuji makanan yang kita konsumsi. Rasulullah sendiri pernah memuji makanan yang sederhana, seperti cuka, sebagai lauk yang paling baik. Hal ini menggambarkan pentingnya memuji makanan sebagai bentuk menggembirakan orang yang memberikan makanan tersebut.
Menurut hadits yang diriwayatkan dari Sahabat Jabir, Rasulullah meminta cuka sebagai lauk, dan meskipun hanya itu yang ada, beliau tetap memuji cuka tersebut. Dalam Islam, berbicara saat menyantap makanan juga dianjurkan untuk menggembirakan orang yang makan. Imam Nawawi menjelaskan bahwa berbicara dengan baik saat makan adalah bagian dari kesunnahan.
Namun, perlu diingat bahwa berbicara saat mengunyah harus dihindari karena dapat membuat makanan jatuh dan mengotori santapan. Pembicaraan yang baik saat makan hanya dianjurkan setelah selesai mengunyah dan tidak ada lagi makanan di mulut. Hal ini bertujuan agar potongan makanan tidak terjatuh dan mengganggu proses makan.
Menggembirakan orang lain, melestarikan keakraban, dan menyampaikan hal-hal yang bermanfaat adalah beberapa contoh materi pembicaraan yang baik saat menyantap makanan. Dengan demikian, berbicara saat makan bukanlah hal yang dilarang dalam Islam, asalkan dilakukan dengan waktu yang tepat dan materi pembicaraan yang sesuai dengan ajaran agama.
Dengan menjaga adab-adab seperti memuji makanan dan berbicara dengan baik saat makan, seseorang tidak hanya mendapatkan pahala tetapi juga memberikan kesan positif di mata orang lain. Adab-adab ini merupakan bagian penting dalam menjalankan ajaran Islam sehari-hari.