- 
English
 - 
en
Indonesian
 - 
id

Gaya Penyampaian Khutbah Jumat yang Menarik

Google Search Widget

Pada setiap pelaksanaan shalat Jumat, Khutbah Jumat menjadi salah satu elemen penting yang tidak boleh terlewatkan. Tanpa khutbah, shalat Jumat dianggap tidak sah. Seorang khatib perlu memperhatikan syarat dan rukun yang harus dipenuhi dalam menyampaikan khutbah.

Ada berbagai gaya dan cara yang dapat dilakukan oleh seorang khatib dalam menyampaikan khutbahnya. Mulai dari menggunakan suara tegas, hingga suara lembut yang menenangkan. Namun, bagaimanakah seharusnya tata cara dalam menyampaikan khutbah?

Menurut kitab Manâhij al-Imdâd juz 1 halaman 311, Syekh Ihsan bin Dakhlan, seorang ulama Nusantara dari Kediri, mengutip dari Syekh Muhammad bin Thalun bahwa terdapat tiga macam gaya berkhutbah, yaitu:

  1. Gaya ulama masyriq: Khutbah disampaikan dengan irama penuh, suara lembut, dan tidak menakutkan. Cara ini mampu meluluhkan hati para pendengar dan memberikan kenyamanan.
  2. Gaya mayoritas ulama Mesir: Mengombinasikan antara irama dan suara jelas tanpa irama. Khatib kadang menyampaikan khutbah dengan datar, kadang dengan nada dan irama.
  3. Gaya mayoritas ulama Syam: Suara tegas dan keras, dengan intonasi lantang yang mampu menggetarkan jiwa pendengar. Gaya ini menyerupai Rasulullah saat berkhutbah.

Ketiga gaya tersebut memiliki kelebihan masing-masing dan prinsip utamanya adalah bagaimana agar khutbah dapat tersampaikan dengan baik kepada para pendengar. Khatib bisa memilih salah satu dari tiga gaya tersebut sesuai dengan kondisi masyarakatnya.

Dalam hadis disebutkan bahwa Nabi saat berkhutbah memiliki suara yang lantang dan marah, sehingga mampu memotivasi pendengar. Setiap khatib dapat memilih gaya penyampaian khutbah sesuai kebutuhan untuk membuat pesannya lebih mengena dan dipahami oleh jemaahnya.

Google Search Widget
Copy Title and Content
Content has been copied.

December 23

Salam 👋

Apakah ada yang bisa kami bantu?