Kematian adalah sebuah kepastian yang akan dialami oleh setiap orang, tanpa memandang usia atau kondisi kesehatan. Sebagaimana yang disabdakan oleh Rasulullah shallallahu ‘alaihi wasallam, kita dianjurkan untuk sering mengingat akan kepastian kematian. Hal ini penting agar kita dapat mempersiapkan diri dengan bertaubat dan istiqamah dalam beribadah kepada Allah subhanahu wata‘ala.
Tidak ada yang dapat memprediksi kapan atau bagaimana kematian akan menjemput seseorang. Baik itu orang tua yang renta maupun anak muda yang tengah bersemangat menjalani hidupnya, semuanya berpotensi untuk menghadapi ajal tanpa terkecuali. Oleh karena itu, penting bagi kita untuk selalu siap menghadapi kematian.
Bagi orang yang sedang sakit, mengingat akan kematian dan mempersiapkan diri secara spiritual dapat memberikan kekuatan. Sementara bagi keluarga atau orang yang merawat yang melihat tanda-tanda mendekati ajal, ada beberapa hal yang dapat dilakukan.
Dr. Musthafa Al-Khin dalam bukunya “Al-Fiqhul Manhajî” menyebutkan empat hal yang sebaiknya dilakukan terhadap anggota keluarga yang sedang mengalami sakaratul maut:
- Memiringkan orang tersebut ke sisi badan sebelah kanan agar wajahnya menghadap ke arah kiblat.
- Mengajari orang yang sedang sakaratul maut kalimat syahadat dengan lembut tanpa memaksanya.
- Membacakan surat Yasin kepada orang yang sedang sakaratul maut.
- Mendorong orang sakit untuk berbaik sangka kepada Allah dan menyucikan hati serta pikirannya dari dosa-dosa.
Dalam kondisi sakit dan mendekati ajal, penting bagi seseorang untuk memiliki harapan besar kepada rahmat Allah. Meskipun rasa takut terhadap siksa Allah tetap ada, namun harapan pada ampunan-Nya harus lebih mendominasi. Percayalah bahwa Allah Maha Pengampun dan Maha Penyayang.
Semoga dengan memperbanyak mengingat kematian dan melakukan persiapan yang tepat, kita dapat menghadapi akhir hidup dengan tenang dan penuh keimanan.