Perempuan dan laki-laki memiliki kedudukan yang sama di mata Allah Swt. Allah tidak membedakan hamba-Nya berdasarkan jenis kelamin atau status sosial. Namun, dalam sebuah hadits yang diriwayatkan oleh Imam Bukhari, Muslim, dan Tirmidzi disebutkan bahwa mayoritas penghuni neraka adalah perempuan.

Hal ini menimbulkan pertanyaan mengapa perempuan dianggap sebagai mayoritas penghuni neraka. Al-Mubarakfury menjelaskan bahwa hadits tersebut seharusnya menjadi anjuran bagi perempuan untuk menjaga agamanya agar terhindar dari neraka, bukan sebagai pembenaran untuk merendahkan perempuan. Rasulullah pun memberikan nasihat agar perempuan tidak terjerumus ke dalam neraka.

Dalam hadits lain yang diriwayatkan oleh Bukhari, disebutkan bahwa perempuan sering melaknat dan berbuat kufur kepada suami, sehingga dianggap sebagai mayoritas penghuni neraka. Kufur dalam konteks ini bukanlah kufur yang mengeluarkan dari Islam, melainkan mengingkari nikmat suami dan tidak taat. Rasulullah menekankan pentingnya ketaatan istri kepada suami.

Inti dari hadits tersebut adalah untuk mencegah perempuan agar tidak meniru perilaku buruk perempuan jahiliyah yang suka melaknat dan mengkufuri suami. Jika perempuan zaman sekarang tetap melakukan perilaku tersebut, konsekuensinya adalah hukuman neraka. Semua ini sebagai upaya pendidikan agar perempuan umat Rasul tidak terjerumus ke dalam kesalahan yang sama.

Mengurai mitos seputar hadits tentang perempuan sebagai mayoritas penghuni neraka penting untuk memahami pesan sebenarnya di baliknya. Rasulullah bukanlah sosok yang ingin merendahkan perempuan, namun beliau memberikan nasihat dan pedoman agar perempuan tetap taat dan menjauhi perilaku buruk yang dapat membawa mereka ke dalam neraka.