- 
English
 - 
en
Indonesian
 - 
id

Menunda Shalat karena Kantuk: Seberapa Penting?

Google Search Widget

Kantuk seringkali menjadi naluri alamiah yang menghampiri sebagian besar manusia. Tidak peduli apakah saat siang atau malam hari, rasa kantuk dapat datang tanpa diduga, bahkan ketika seseorang sedang sibuk dengan aktivitas sehari-hari seperti bekerja, belajar, atau mengajar. Penyebabnya pun bermacam-macam, mulai dari kelelahan setelah bekerja, usai berolahraga, hingga saat sedang membaca buku.

Namun, persoalan muncul ketika kantuk tiba di saat seseorang hendak menunaikan ibadah shalat. Dalam ajaran Islam, terdapat anjuran yang disampaikan oleh Rasulullah SAW terkait hal ini. Beliau menyarankan untuk tidur terlebih dahulu apabila seseorang merasakan kantuk yang menghampiri sebelum melaksanakan shalat. Hal ini dikarenakan ketika seseorang melaksanakan shalat dalam keadaan mengantuk, bisa jadi konsentrasinya terganggu sehingga tidak bisa melaksanakan shalat dengan sepenuh hati.

Anjuran untuk tidur terlebih dahulu sebelum melaksanakan shalat juga ditegaskan dalam hadits-hadits yang diriwayatkan oleh Imam Al-Bukhari dan Imam Muslim. Mereka menekankan pentingnya menjaga kualitas shalat agar tidak terganggu oleh rasa kantuk yang bisa membuatnya kurang khidmat dan khusyuk. Menunda shalat hanya dimaksudkan untuk menjaga kesempurnaan ibadah, bukan untuk meremehkan.

Selain itu, terdapat pula anjuran untuk tidak terlalu berlebihan dalam beribadah. Jika seseorang merasakan kantuk yang menghampiri saat melaksanakan shalat malam, disarankan untuk tidur terlebih dahulu agar dapat melaksanakan ibadah dengan baik setelahnya. Kesimpulannya, menunda shalat demi memperoleh kondisi yang lebih baik boleh dilakukan selama tidak mengganggu waktu pelaksanaannya.

Dalam konteks lain, Rasulullah SAW juga mengingatkan umatnya tentang pentingnya menjaga fokus dan konsentrasi dalam beribadah. Jika makanan telah tersedia namun azan telah berkumandang, disarankan untuk makan terlebih dahulu agar dapat melaksanakan shalat dengan khusyuk. Hal ini tercermin dalam sikap bijaksana Sayidina Ibnu Umar RA yang tetap melanjutkan makanannya meskipun iqamat shalat telah dikumandangkan.

Dengan demikian, menunda shalat atau mendahulukan kebutuhan fisik seperti tidur atau makan sebelum beribadah diperbolehkan asalkan tidak mengganggu waktu pelaksanaan shalat. Kualitas ibadah yang dilakukan dengan fokus dan khusyuk menjadi prioritas utama dalam ajaran Islam. Agama ini memang toleran namun juga mengajarkan untuk menjalankan ibadah dengan penuh kesungguhan dan khidmat. Allahu a’lam.

Google Search Widget
Copy Title and Content
Content has been copied.

November 22

Salam 👋

Apakah ada yang bisa kami bantu?