Thariqah, atau biasa disebut tarekat, seringkali dianggap sebagai konsep yang kompleks dalam agama Islam. Dalam ajaran Islam, terdapat tiga tahapan penting dalam perjalanan spiritual seseorang menuju Allah, yaitu syariah, thariqah, dan haqiqah. Konsep-konsep ini tercermin dalam syair teologi-sufistik karya Syaikh Zainuddin bin Ali bin Ahmad Al Malabari.
Thariqah bukan hanya sekedar menjalankan ibadah dengan serius, tetapi juga melibatkan usaha besar dalam mengikuti perintah Allah dan menjauhi larangan-Nya. Salah satu aspek penting dari thariqah adalah menjaga diri dari segala hal yang diharamkan, baik dari segi tempat tinggal maupun makanan.
Mengikuti thariqah menurut pemahaman Mbah Sholeh Darat adalah tentang melaksanakan syari’ah secara kaffah, baik secara lahir maupun batin. Secara lahir, hal ini mencakup menghindari hal-hal yang diharamkan dalam kehidupan sehari-hari. Secara batin, ini melibatkan kesungguhan dan kekhusyukan dalam ibadah.
Upaya azimah dan riyadlah dalam thariqah dilakukan semata-mata karena niat ikhlas kepada Allah. Selain itu, aspek wara’ juga menjadi bagian penting dalam thariqah. Mbah Sholeh Darat menjelaskan empat hal yang terkait dengan wara’, seperti Wara’ al-‘Adl, Wara’ al-Shalihin, Wara’ al-Muttaqin, dan Wara’ al-Shiddiqin.
Menyadari makna thariqah dalam Islam tidak hanya mengenal syariat, tetapi juga mengamalkan nilai-nilai wara’ menjadikan seseorang lebih mendekatkan diri kepada Allah. Tujuan utama dari thariqah adalah untuk menjadi hamba Allah yang murni dan ikhlas dalam setiap tindakan dan ibadahnya.