Kelupaan merupakan sifat yang melekat pada setiap manusia sejak zaman dahulu. Bahkan seorang Nabi pun tidak luput dari kelupaan. Sebagaimana yang disampaikan dalam sebuah riwayat, Nabi Muhammad SAW pernah bersabda bahwa terkadang dia lupa sebagai pelajaran bagi umatnya. Kelupaan terutama berdampak pada ibadah, salah satunya adalah lupa jumlah rakaat shalat.
Banyak di antara kita yang sering kali terjebak dalam lamunan saat menjalankan shalat hingga tidak fokus pada ibadah. Baru ketika kata salam terucap, kita menyadari bahwa telah ada rakaat yang terlewatkan. Namun, apa yang seharusnya dilakukan apabila hal ini terjadi?
Menurut penjelasan dalam kitab Hilyatul Ulama fi Ma’rifatil Madzahibil Fuqaha, jika seseorang lupa sebagian rakaat shalat dan baru ingat setelah salam, ada beberapa hal yang bisa dilakukan. Jika selang waktunya tidak terlalu lama, maka rakaat yang terlewatkan dapat ditambahkan secara langsung. Namun, jika selang waktunya terlalu lama, maka shalat harus diulang secara keseluruhan.
Para ulama memiliki pendapat yang berbeda mengenai durasi selang waktu yang diizinkan. Ada yang berpendapat bahwa selang waktu hanya boleh sekitar satu rakaat, ada pula yang berdasarkan kebiasaan masyarakat setempat, dan ada juga yang mengukurnya berdasarkan durasi rakaat yang terlewatkan.
Dalam praktiknya, apabila seseorang baru menyadari ada rakaat yang terlewat setelah salam dalam shalat dzuhur, ia boleh langsung menambah rakaat yang tertinggal jika selang waktunya tidak terlalu lama. Namun, jika selang waktunya terlalu lama, maka shalat harus diulang dari awal sebanyak empat rakaat.
Penting untuk memahami panduan-panduan ini agar ibadah kita tetap sah dan diterima di sisi Allah SWT. Semoga tulisan ini bermanfaat bagi kita semua.