Puasa seringkali diartikan sebagai menahan diri dari segala hal yang dapat membatalkan ibadah puasa. Namun, apakah menahan diri masih bisa disebut sebagai tindakan yang benar ketika seseorang tidur sepanjang hari?
Menurut beberapa ulama, tidur yang meliputi sepanjang hari tidak mengganggu validitas puasa seseorang karena orang tersebut tetap dianggap dalam kondisi yang bisa menerima perintah agama. Selain itu, seseorang yang sedang tidur akan terjaga jika dibangunkan. Oleh karena itu, jika seseorang melewatkan waktu shalat karena tidur, dia harus menggantinya setelah bangun, bukan karena pingsan.
Dalam konteks ini, ada pandangan bahwa seseorang masih akan mendapat pahala dari Allah meskipun sedang tidur saat berpuasa. Namun demikian, kita tidak boleh menyalahgunakan rahmat Allah dengan memilih untuk tidur sepanjang hari. Lebih baik jika waktu siang hari tersebut dimanfaatkan untuk membaca Al-Quran, berdzikir, bersedekah, atau melakukan aktivitas keagamaan lainnya yang dianjurkan.
Meskipun begitu, kita tetap memiliki tanggung jawab lain selama menjalani ibadah puasa, yaitu menjalankan aktivitas harian seperti biasa. Petani pergi ke sawah, pegawai ke kantor, pelajar ke sekolah, dan pedagang ke pasar. Puasa bukanlah alasan untuk menurunkan intensitas aktivitas harian. Kita hidup bukan semata-mata untuk mendapatkan pahala, itu adalah urusan Allah. Namun, kita juga memiliki tanggung jawab di luar ibadah puasa.
Tidur sepanjang hari memang lebih baik daripada melakukan aktivitas yang dapat membatalkan pahala puasa seperti berdusta, ghibah, atau menyakiti orang lain. Namun, lebih baik lagi jika kita menjaga lisan saat berpuasa sambil tetap menjalankan kewajiban harian daripada tidur atau melakukan tindakan yang tidak bermanfaat. Wallahu a’lam.