Zikir merupakan amalan yang sangat dianjurkan dalam agama Islam, dan dapat dilakukan kapan saja tanpa terkecuali. Tidak peduli dalam keadaan apa pun, baik itu panas, hujan, mendung, atau terik, zikir tetap disarankan. Tidak ada ketentuan khusus bahwa zikir harus dilakukan lebih banyak saat rezeki tersumbat atau dalam kondisi sulit. Begitu juga saat dalam keadaan senang, zikir tetap harus dilakukan. Lidah seharusnya tidak pernah kering dari mengingat Allah, di mana pun dan kapan pun.
Meskipun demikian, terkadang Rasulullah SAW menganjurkan para sahabat untuk melazimkan amalan tertentu. Rasulullah SAW sendiri kadang-kadang menyebutkan keutamaan dari amalan tersebut, namun terkadang tidak menyebutkannya sama sekali.
Salah satu amalan yang dianjurkan oleh Rasulullah SAW kepada sejumlah sahabatnya adalah dengan tujuan melonggarkan saluran rezeki. Dalam sebuah riwayat hadits yang sahih, disebutkan bahwa Rasulullah SAW memerintahkan para sahabatnya untuk mengamalkan bacaan tertentu agar rezeki dapat dilapangkan. Banyak ulama yang menyatakan bahwa amalan ini terbukti dapat melapangkan rezeki, baik secara lahir maupun batin.
Bacaan yang dimaksud adalah “La ilaha illallah. Almalikul haqqul mubin” sebanyak 100 kali setiap hari, dan “Subhanallahi wa bihamdih, subhanallahil adzim, astaghfirullahal adzim” juga sebanyak 100 kali setiap hari. Banyak ulama merekomendasikan untuk melazimkan bacaan ini antara waktu shalat sunnah Subuh dan shalat Subuh. Jika kesempatan tersebut terlewatkan, maka disarankan untuk membacanya setelah shalat Subuh hingga sebelum terbitnya matahari. Jika juga tidak memungkinkan pada waktu tersebut, maka bisa dilakukan setelah matahari tergelincir (sebelum waktu Zhuhur).
Rezeki yang dimaksud dalam amalan ini mencakup rezeki lahir dan batin. Oleh karena itu, tidak ada salahnya bagi siapa pun untuk mengamalkan bacaan ini, termasuk bagi mereka yang sulit menerima pelajaran atau sulit mengubah kebiasaan buruk menjadi baik. Amalan ini tentu akan menambah pahala bagi yang melakukannya.
“La ilaha illallah. Almalikul haqqul mubin. Muhammadur Rasulullah Ash-shadiqul Wa‘dil Amin” merupakan kalimat yang tertera di pintu Ka’bah. Siapa pun yang membacanya akan mendapat pahala yang besar. Hal ini telah dijelaskan oleh Mufti Jakarta Habib Utsman bin Yahya dalam karyanya “Kitab Sifat Dua Puluh” dengan bahasa Arab Melayu. Wallahu A ‘lam.