Setelah selesai berjumpa dengan Nabi Adam sebagai Abul Basyar, Rasulullah saw bersama Jibril melanjutkan perjalanan ke langit kedua. Di sana, Rasulullah saw bertemu dengan Nabi Isa. Dalam salah satu riwayat, disebutkan bahwa ketika Rasulullah saw tiba di langit kedua, dia disambut dengan gembira oleh Nabi Isa dan Yahya. Namun, dalam cerita yang lebih populer, Rasulullah saw hanya bertemu dengan Nabi Isa yang dikenal sebagai Ruhullah.
Ruhullah dapat diartikan sebagai ruh dari Allah swt yang dianugerahkan kepada Nabi Isa. Hal ini memungkinkan Nabi Isa untuk menghidupkan orang mati, menciptakan burung dari tanah, menyembuhkan berbagai penyakit, dan naik ke langit dengan izin-Nya. Pertemuan ini menjadi pertanda bagi manusia bahwa kehidupan dan pergerakan makhluk di bumi sangat bergantung pada kuasa Allah.
Jika di langit pertama Rasulullah bertemu dengan Nabi Adam yang melambangkan asal-usul manusia, maka pertemuan dengan Nabi Isa – Ruhullah menunjukkan sumber dari pergerakan dan aktivitas itu sendiri. Segala gerak-gerik manusia berasal dari Allah, seperti yang dinyatakan dalam surat As-Shofat ayat 96.
Seorang sufi pernah mengatakan, “Barang siapa melihat benda bergerak dan diam tanpa memandangnya sebagai tanda dari Allah, maka orang tersebut belum benar-benar mengenal Allah yang menciptakan dan menggerakkan benda itu.”
Pertemuan Rasulullah dengan Nabi Isa dalam Isra’ Mi’raj menjadi momen penting untuk memahami hubungan antara manusia, kehidupan, dan kekuasaan Allah. Semua ini mengingatkan kita akan pentingnya merenungkan makna ruh dan pergerakan dalam hidup ini.