- 
English
 - 
en
Indonesian
 - 
id

Memuji atau Menyembah Rasulullah SAW?

Google Search Widget

Makna puji dan sembah dalam bahasa tidak jauh berbeda, bahkan bisa dikatakan saling melengkapi. Namun, hal ini sering kali menimbulkan perdebatan di kalangan umat Islam. Beberapa kelompok menganggap bahwa memuji Rasulullah SAW dengan bacaan sholawat atau upacara tertentu setara dengan penyembahan kepada Allah. Mereka bahkan menyebut orang-orang yang mengagungkan dan memuji Rasulullah sebagai pelaku syirik atau kafir.

Menanggapi pandangan tersebut, Sayid Ahmad Zaini Dahlan, seorang mufti terkemuka di Mekah pada abad ke-19, menulis risalah panjang untuk membantah pendapat itu. Dalam risalah berjudul Ad-Durorus Saniyyah fir Roddi alal Wahhabiyyah, ia menegaskan bahwa anggapan tersebut tidak benar. Menurutnya, bertawasul dan berziarah ke makam Rasulullah SAW tidak bisa dikategorikan sebagai syirik atau kafir. Di dalam Al-Quran, Allah sendiri memuji utusan-Nya dengan penghormatan yang tinggi.

Syekh Ahmad Zaini Dahlan menekankan bahwa kita wajib menghormati orang yang dihormati oleh Allah. Semua bentuk penghormatan kepada Rasulullah SAW tidak dilarang, asalkan tetap menjaga prinsip syariah dan keesaan Allah. Dalam konteks ini, pujian kepada Rasulullah SAW dengan kata-kata yang tidak mengandung sifat ketuhanan adalah bentuk bakti kepada Allah.

M Said al-Bushairi dalam Qashidah Burdah-nya menekankan pentingnya memuji Rasulullah SAW tanpa mengaitkannya dengan sifat ketuhanan. Ia menyarankan agar umat Islam memberikan pujian yang sesuai dengan kedudukan dan martabat Rasulullah di sisi Allah, tanpa melampaui batas. Dalam hadis, Rasulullah SAW sendiri mengingatkan agar umatnya tidak memujinya secara berlebihan seperti halnya umat Nashara memuji al-Masih.

Penghormatan dan pujian yang diberikan kepada Rasulullah SAW tidak dianggap sebagai bentuk kebatilan selama tidak menempatkannya sebagai Tuhan. Umat Islam, terutama dalam tradisi Nahdlatul Ulama (NU), memahami bahwa meskipun Rasulullah SAW memiliki derajat yang sangat tinggi, beliau tetaplah seorang makhluk.

Dengan demikian, bentuk penghormatan kepada Rasulullah SAW dapat dilakukan melalui berbagai cara, seperti merayakan malam kelahirannya, membaca kitab maulid, berdiri saat namanya disebut, serta melakukan kebaikan di bulan maulid. Semua tindakan ini merupakan bentuk pengagungan yang diajarkan oleh para ulama dan sangat dihargai dalam ajaran Islam.

Google Search Widget
Copy Title and Content
Content has been copied.

February 5

Salam 👋

Apakah ada yang bisa kami bantu?