- 
English
 - 
en
Indonesian
 - 
id

Kekerasan Massa dan Tanggung Jawab Sosial

Google Search Widget

Massa seringkali menunjukkan perilaku primitif. Fenomena ini tentu saja dapat dibenarkan, namun bisa juga disalahartikan. Secara umum, massa cenderung melakukan tindakan kekerasan seperti pengeroyokan dan pembakaran. Istilah “keroyok” digunakan karena mereka sudah berkumpul dalam jumlah yang besar. Jika aksi tersebut dilakukan oleh individu, maka sebutannya berbeda.

Massa, dalam keadaan emosi yang tinggi, sering menunjukkan kebiasaan membakar, yang bukan hanya sebatas membakar sampah atau rokok. Tindakan ini jelas dilarang oleh pemerintah, aktivis antirokok, serta aktivis lingkungan. Namun, dalam situasi tertentu, massa bahkan membakar sesama manusia. Alasan di balik tindakan ini bervariasi; bisa jadi karena kesalahan fatal, penipuan yang merugikan, atau tindakan kriminal kecil seperti pencopetan.

Lebih parah lagi, ada kalanya massa membakar orang hanya karena perbedaan politik atau dendam pribadi. Ironisnya, tindakan brutal ini juga dapat terjadi hanya karena perbedaan fisik seperti bentuk mata. Dalam konteks ini, umat Islam memiliki kewajiban untuk melindungi nyawa, baik itu pencopet, penipu, maupun korban yang tidak bersalah. Tindakan penyelamatan harus dilakukan terlebih dahulu sebelum proses hukum berjalan bagi pihak yang bersalah.

Dalam kondisi darurat seperti ini, umat Islam diharuskan untuk mengambil langkah-langkah untuk menyelamatkan korban, bahkan jika itu berarti harus berbohong atau bersumpah. Imam Ghazali menyatakan bahwa ucapan adalah alat untuk mencapai niat hati. Jika niat tersebut baik dan tidak dapat dicapai dengan kejujuran, maka kebohongan menjadi diperbolehkan. Namun dalam konteks pengadilan atau proses hukum, kejujuran menjadi suatu keharusan.

Ketentuan ini berlaku tidak hanya untuk mencegah tindakan massa tetapi juga melindungi nyawa dan harta dari agresi individu atau penguasa yang tengah kalap. Dalam menghadapi situasi seperti itu, kejujuran kadang harus disisihkan demi keselamatan. Keselamatan jiwa dan harta adalah hal yang sangat berharga.

Namun, ada kalanya orang berkumpul sebagai massa untuk tujuan yang positif seperti sembahyang jamaah, olahraga, atau kegiatan lainnya yang konstruktif. Ini menunjukkan bahwa tidak semua pembentukan massa berujung pada perilaku negatif; ada juga potensi untuk tindakan sosial yang bermanfaat bagi masyarakat.

Google Search Widget
Copy Title and Content
Content has been copied.

November 22

Salam 👋

Apakah ada yang bisa kami bantu?