- 
English
 - 
en
Indonesian
 - 
id

Peringatan Maulid Nabi: Alasan Penting untuk Dirayakan

Google Search Widget

Peringatan Maulid Nabi memiliki makna yang mendalam, terutama dalam konteks sosiologis. Tradisi ini menjadi sarana untuk melaksanakan berbagai macam kebaikan secara bersama-sama dalam masyarakat kita. Kegiatan ini secara otomatis akan menambah syiar agama Islam, mirip dengan shalat Jum’at. Lebih dari itu, pertemuan ini mendorong berbagai kegiatan positif seperti pengajian, majlis ta’lim, dzikir, sedekah, serta membaca shalawat dan menceritakan kehidupan Rasulullah SAW.

Sebagaimana diungkapkan dalam Surat Al-Ahzab ayat 56:

إِنَّ اللَّهَ وَمَلَائِكَتَهُ يُصَلُّونَ عَلَى النَّبِيِّ يَا أَيُّهَا الَّذِينَ آمَنُوا صَلُّوا عَلَيْهِ وَسَلِّمُوا تَسْلِيماً

Artinya, “Sesungguhnya Allah dan malaikat-malaikatNya bershalawat untuk Nabi. Wahai orang-orang yang beriman, bershalawatlah kamu sekalian untuk Nabi dan ucapkanlah salam penghormatan kepadanya.” (Al-Ahzab: 56). Ibnu Katsir dalam tafsirnya menjelaskan bahwa ayat ini menunjukkan derajat tinggi Rasulullah SAW di hadapan Allah, sehingga Allah SWT sendiri membacakan shalawat untuknya dan memerintahkan semua umat manusia serta malaikat untuk melakukannya.

Perintah untuk bershalawat kepada Rasulullah SAW adalah sesuatu yang dianjurkan, dan bukan dilarang. Hal ini juga dikuatkan oleh sebuah hadits dalam Shahih Al-Bukhari yang diriwayatkan oleh Salmah bin Al-Akwa’, yang menggambarkan suasana saat berperang bersama Rasulullah di Khaibar.

Selanjutnya, alasan lain mengapa kita harus merayakan Maulid Nabi dapat ditemukan dalam Surat Yunus ayat 58:

قل بفضل الله وبرحمته وبذلك فليفرحوا هو خير مما يجمعون

Artinya, “Katakanlah dengan karunia Allah dan rahmat-Nya hendaklah dengan itu mereka bergembira. Karunia Allah dan rahmat-Nya itu adalah lebih baik dari pada apa yang mereka kumpulkan.” (Yunus: 58). Mufassir berbeda pendapat mengenai makna rahmat dalam ayat ini, namun menurut as-Suyuthi dalam Ad-Durrul Mantsur, rahmat tersebut dapat dihubungkan dengan Surat Al-Anbiya ayat 107:

وماأرسلناك إلا رحمة للعالمين

Artinya, “Dan tiadalah Kami mengutus kamu, melainkan untuk (menjadi) rahmat bagi semesta alam.” (Al-Anbiya: 107). Dengan demikian, jelas bahwa Rasulullah SAW diciptakan oleh Allah sebagai rahmat bagi seluruh alam. Kalimat dalam Surat Yunus tersebut yang menyatakan ‘hendaklah mereka bergembira’ mengisyaratkan kepada umat Muslim untuk menyambut gembira rahmat tersebut. Ini menjadi alasan penting mengapa kita harus merayakan Maulid Nabi.

Selain itu, alasan kesepuluh pentingnya memperingati Maulid Nabi adalah tidak adanya hukum yang secara jelas melarangnya. Meskipun peringatan ini bukan termasuk ibadah tauqifiyah, kegiatan ini sering menjadi sarana untuk mendekatkan diri kepada Allah SWT, yang sangat dianjurkan. Dengan demikian, jika kita melihat dari perspektif syariat yang mengategorikan berbagai praktik ibadah menjadi dua kategori—yang disenangi dan dibenci—maka memperingati hari Maulid dapat dianggap sebagai ibadah yang disenangi oleh syariat.

Sebagai kesimpulan, ada sepuluh alasan yang bisa kita ambil untuk memahami pentingnya memperingati hari kelahiran Rasulullah SAW. Peringatan ini tidak hanya sekadar tradisi, melainkan juga sebagai bentuk penghormatan dan kecintaan kita kepada Nabi Muhammad SAW.

Google Search Widget
Copy Title and Content
Content has been copied.

November 22

Salam 👋

Apakah ada yang bisa kami bantu?