- 
English
 - 
en
Indonesian
 - 
id

Peringatan Maulid Nabi: Sebuah Nikmat

Google Search Widget

Peringatan Maulid Nabi Muhammad SAW sering kali menimbulkan perdebatan di kalangan umat Islam. Beberapa orang beranggapan bahwa merayakan Maulid adalah bid’ah, yang bisa dianggap sesat. Namun, pandangan ini tidak sepenuhnya benar. Yang perlu dicermati adalah konteks dan cara perayaan itu sendiri.

Perayaan Maulid seharusnya menjadi momen untuk mengingat kembali sejarah kehidupan Rasulullah, kepribadian beliau yang agung, serta misi universal yang beliau emban. Ketika peringatan ini dilakukan dengan cara yang sesuai dengan syariat dan tidak bercampur dengan kemungkaran, maka tidak ada alasan untuk menyebutnya sebagai bid’ah.

Misalnya, praktik syirik seperti mengadakan sesajian atau berkurban untuk alam adalah hal yang tidak diperkenankan. Begitu pula dengan pemborosan makanan dan campur baur antara laki-laki dan perempuan yang bertentangan dengan syariat. Namun, jika peringatan Maulid dilakukan dengan tujuan untuk mengingat nikmat yang telah diberikan Allah, seperti kelanjutan risalah dan kenabian, maka acara tersebut sangat dianjurkan.

Dalam banyak ayat Al-Qur’an, Allah memerintahkan kita untuk mengingat nikmat-Nya. Sebagaimana tercantum dalam surat Al-Ahzab ayat 9-10, Allah mengingatkan umat-Nya tentang pertolongan-Nya saat menghadapi musuh. Ini menunjukkan bahwa mengingat nikmat adalah bagian dari ajaran Islam yang penting.

Dengan memahami makna peringatan Maulid sebagai pengingat akan nikmat dan sejarah Rasulullah, kita seharusnya merasa bahwa perayaan ini bukan hanya sekedar tradisi, tetapi juga sebuah bentuk syukur kepada Allah atas segala rahmat yang telah diberikan. Dalam konteks ini, merayakan Maulid Nabi Muhammad SAW adalah tindakan yang dianjurkan dan patut dilestarikan oleh umat Islam.

Google Search Widget
Copy Title and Content
Content has been copied.

March 10

Salam 👋

Apakah ada yang bisa kami bantu?