- 
English
 - 
en
Indonesian
 - 
id

Gairah Dakwah dan Tantangan Etika

Google Search Widget

Dalam dekade terakhir, kita menyaksikan semaraknya dakwah Islam di Tanah Air. Banyak da’i muda tampil mengisi acara pengajian di berbagai tempat dan kesempatan. Ceramah-ceramah keagamaan tidak hanya dilakukan di masjid atau mushalla, tetapi juga di kantor pemerintah dan perusahaan. Selain melalui ceramah, geliat dakwah ini juga hadir di berbagai media informasi Islami, baik dalam bentuk media cetak maupun elektronik.

Bagi mereka yang mengalami kekeringan spiritualitas, sekarang ada banyak cara untuk menyiraminya, baik melalui radio, televisi, maupun majalah. Banyak kalangan pejabat, eksekutif, profesional, dan selebritas yang haus akan siraman rohani keislaman, rajin menghadiri dan menyimak acara-acara pengajian dengan penuh khidmat. Hal ini tentu sangat menggembirakan karena menunjukkan perubahan haluan dan orientasi hidup yang lebih baik.

Namun, di balik ghirah berdakwah tersebut, ada beberapa juru dakwah yang kurang memperhatikan etika dalam berdakwah. Misalnya, ada yang berdakwah dengan gaya pidato provokatif yang mengandung hasutan atau menjelek-jelekan pihak lain. Dakwah seperti ini justru kontra produktif dan dapat menimbulkan perpecahan di masyarakat.

Dakwah yang dilakukan dengan cara kekerasan dan paksaan memiliki dampak yang lebih besar dari pada manfaatnya. Kita juga sering melihat aksi sekelompok orang Islam yang cenderung anarkhis dan destruktif. Hal ini membuat citra Islam menjadi buruk di mata penganut agama lain, yang mengira bahwa Islam identik dengan budaya kekerasan, padahal ajaran agama justru melarang tindakan tersebut. Sebagaimana termaktub dalam Al-Qur’an surat An-Nahl ayat 125 yang mengajarkan untuk menyeru kepada Tuhan dengan hikmah dan pelajaran yang baik.

Metodologi dakwah Islam dapat dilaksanakan dengan beberapa cara. Pertama, melalui bil hikmah, yaitu dakwah yang dilakukan dengan contoh yang baik, baik dalam tingkah laku maupun tutur kata. Jika perilaku dan ucapan tersebut diteladani, dampaknya bisa menyentuh dan mengubah sikap seseorang. Kedua, melalui bil lisan, yaitu menyampaikan nasehat atau penjelasan keagamaan secara lisan. Ketiga, melalui dialog dengan beradu argumentasi atau mujadalah, yang sering dilakukan oleh para intelektual atau ahli agama untuk permasalahan berat.

Selain isi pesan dan metode penyampaian, juru dakwah juga harus memperhatikan kalangan audiens atau sasaran dakwah. Seorang da’i profesional tidak boleh bersikap generalisasi terhadap masyarakat yang hendak didakwahi. Mereka harus dipilah sesuai latar belakang masing-masing agar dakwah dapat tersampaikan dengan baik.

Sasaran dakwah dapat dikategorikan menjadi tiga kelompok. Pertama, umat ijabah, yaitu mereka yang sudah siap melaksanakan ajaran syariat Islam. Kedua, umat dakwah, yaitu mereka yang masih membutuhkan bimbingan secara intensif. Ketiga, dakwah kepada kelompok di luar kedua kategori tersebut, yang memerlukan pendekatan fiqhul siyasah agar seruan agama dapat diterima dengan baik oleh umat di luar Islam.

Akhir-akhir ini, kiai-kiai pesantren di lingkungan NU tidak hanya menghadapi serbuan limbah budaya global tetapi juga ideologi transnasional yang berpotensi mengikis spiritualitas umat. Dua kutub ekstrim tersebut jelas bukan pilihan untuk membangun kejayaan Islam. Radikalisasi dan sekularisme cenderung menjauhkan umat dari ajaran agama.

Tugas NU khususnya LDNU adalah mereformulasi model dakwah kultural demi menjaga kesinambungan syiar Islam Ahlussunnah wal Jama’ah di Indonesia. LDNU perlu merumuskan metode dan strategi dakwah yang responsif terhadap perubahan zaman serta menyampaikan materi dakwah yang kontekstual sesuai kebutuhan masyarakat.

Penting untuk diingat bahwa LDNU juga dituntut untuk mengembangkan program dakwah kultural yang inovatif dan mempersiapkan kader-kader dakwah yang handal serta memiliki pengetahuan keislaman yang mumpuni agar dapat berdakwah di tengah kehidupan masyarakat yang terus berkembang.

Google Search Widget
Copy Title and Content
Content has been copied.

February 6

Salam 👋

Apakah ada yang bisa kami bantu?