- 
English
 - 
en
Indonesian
 - 
id

Doa Ketika Tawaf di Baitullah

Google Search Widget

Dalam kesibukan dan dinamika kehidupan, manusia seringkali terlena oleh hiruk pikuk dunia yang dapat mengalihkan perhatian dari kebutuhan spiritual dan ketergantungan kepada Allah Yang Maha Kuasa. Oleh karena itu, Islam mengajarkan salah satu cara untuk kembali menjalin hubungan dan interaksi dengan-Nya, yaitu melalui doa, permohonan, dan munajat kepada-Nya.

Doa menjadi cerminan hati dan kesadaran diri tentang kebutuhan serta harapan seorang hamba kepada Tuhannya, sekaligus menyadarkan kita akan keterbatasan diri dan kemuliaan-Nya. Dengan demikian, doa bukan sekadar rangkaian kata-kata biasa, melainkan perjalanan spiritual yang menghubungkan hati manusia dengan Allah swt.

Allah swt memerintahkan semua umat Islam untuk senantiasa berdoa dan berharap kepada-Nya. Allah tidak akan pernah mengecewakan permohonan dalam doa tersebut. Perintah ini dapat ditemukan dalam surat Ghafir, di mana Allah swt berfirman:

ادْعُونِي أَسْتَجِبْ لَكُمْ

Artinya: “Berdoalah kepada-Ku, niscaya akan Aku perkenankan bagimu.” (QS Ghafir, [40]: 60).

Dalam Islam, terdapat beberapa waktu dan tempat yang sangat dianjurkan untuk berdoa. Salah satunya adalah ketika berada di Masjidil Haram, Masjid Nabawi, waktu antara azan dan iqamah, hari Jumat, setelah shalat wajib, dan lainnya. Pada waktu dan tempat tersebut, semua doa akan dikabulkan oleh Allah swt.

Salah satu momen yang sangat dianjurkan untuk berdoa adalah saat melaksanakan tawaf, baik saat menunaikan ibadah haji maupun umrah. Berdoa pada saat tersebut memiliki peluang besar untuk diterima oleh Allah swt, tidak hanya karena berada di Baitullah tetapi juga karena sedang menunaikan perintah-Nya.

Orang yang sedang tawaf diperbolehkan untuk berdoa dan memohon apa saja kepada Allah swt mengenai hajat-hajat dan kebutuhannya, baik yang berkaitan dengan urusan dunia maupun akhirat. Imam Nawawi menjelaskan bahwa:

يُسْتَحَبُّ أَنْ يَدْعُوَ فِي رَمْلِهِ بِمَا أَحَبَّ مِنْ أَمْرِ الدِّيْنِ وَالدُّنْيَا وَالْآخِرَةِ

Artinya: “Disunnahkan untuk berdoa ketika lari kecil (tawaf) dengan sesuatu yang disenangi, mulai dari urusan agama, dunia, dan akhirat.” (Imam Nawawi, Majmu’ Syarhil Muhadzab).

Meskipun orang yang sedang tawaf bebas berdoa sesuai keinginan mereka, ada doa-doa tertentu yang sangat dianjurkan untuk dibaca selama pelaksanaan tawaf. Salah satu doa yang disunnahkan adalah:

اَللهم اجْعَلْهُ حَجًّا مَبْرُوْرًا وَذَنْبًا مَغْفُوْرًا وَسَعْيًا مَشْكُوْرًا

Allahummaj’alhu hajjan mabruran, wa dzamban maghfuran, wa sa’yan masykuran

Artinya: “Ya Allah, jadikanlah ia sebagai haji yang mabrur, doa yang terampuni, dan usaha yang disyukuri.”

Menurut Imam Abul Hasan al-Mawardi al-Baghdadi, anjuran doa ini sebaiknya dibaca saat mengerjakan tawaf pertama hingga ketiga. Sedangkan saat melakukan tawaf keempat dan seterusnya, dianjurkan membaca doa berikut:

اللَّهُمَّ اغْفِرْ وَارْحَمْ وَاعْفُ عَمَّا تَعْلَمُ إِنَّكَ أَنْتَ الْأَعَزُّ الْأَكْرَمُ اللَّهُمَّ آتِنَا فِي الدُّنْيَا حَسَنَةً وَفِي الْآخِرَةِ حَسَنَةً وَقِنَا عَذَابَ النَّارِ

Allahumma ighfir warham wa’fu ‘amâ ta’lamu innaka antal a’azzul akramu. Allâhumma âtinâ fid dun-ya hasanah wa fil âkhirati hasanah wa qina azâbannâr

Artinya: “Ya Allah, ampunilah, sayangilah, dan maafkanlah apa yang Engkau ketahui. Sungguh Engkau Maha Mulia, Maha Pemurah. Ya Tuhan kami, berilah kami kebaikan di dunia dan kebaikan di akhirat, dan lindungilah kami dari azab neraka.” (Imam al-Mawardi, al-Hawi al-Kabir fi Fiqhi Mazhabil Imam asy-Syafi’i).

Demikian penjelasan mengenai anjuran berdoa bagi orang-orang yang sedang mengerjakan tawaf di Baitullah beserta lafaz-lafaz yang dianjurkan untuk dibaca. Semoga bermanfaat.

Google Search Widget
Copy Title and Content
Content has been copied.

December 23

Salam 👋

Apakah ada yang bisa kami bantu?