- 
English
 - 
en
Indonesian
 - 
id

Kisah Rasulullah Meminta Hujan

Google Search Widget

Kisah masa kecil Rasulullah yang meminta hujan dengan wajah mulianya sangat terkenal. Peristiwa ini terjadi ketika beliau berusia sekitar 8 tahun, saat Mekkah dilanda musim paceklik. Tanpa hujan selama berbulan-bulan, kekeringan dan kelaparan melanda masyarakat. Beberapa ulama, termasuk Ibnu Asakir dalam kitab Tarikh Madinah Dimasyq, meriwayatkan kisah ini.

Pada suatu ketika, ketika Makkah mengalami musim paceklik, para pemuka Quraisy berkumpul untuk mencari jalan keluar. Mereka memutuskan untuk meminta doa kepada Abu Thalib, paman Rasulullah saw., yang dikenal baik dan dihormati. Abu Thalib kemudian mengajak Rasulullah yang masih kecil ke sekitar Ka’bah. Dia menempelkan punggung putranya ke dinding Ka’bah dan memegang kedua tangannya. Tiba-tiba, langit yang tadinya cerah mendung, dan tidak lama kemudian hujan turun deras. Lembah-lembah terairi dan tanaman kembali subur.

Orang-orang Quraisy pun terkesima melihat kejadian tersebut. Mereka menyadari bahwa Rasulullah saw. bukanlah anak biasa; beliau memiliki keistimewaan yang jarang dimiliki anak seusia beliau. Kisah ini menunjukkan bahwa sejak kecil, Rasulullah SAW telah memiliki kelebihan luar biasa. Wajahnya yang mulia memiliki pengaruh signifikan hingga mampu mendatangkan hujan di saat musim kemarau. Selain itu, kisah ini mengajarkan kita untuk selalu berdoa kepada Allah SWT, terutama saat menghadapi kesulitan.

Kisah mukjizat Rasulullah di masa kecil juga terdapat dalam kitab Syekh Shafiyurrahman Mubarakfuri, Ar-Rahiq al-Makhtum. Diceritakan bahwa setelah diasuh oleh ibu susunya, Halimah dan Ummu Salamah, wilayah Makkah mengalami musim kemarau panjang. Tanaman layu dan masyarakat kesulitan mendapatkan air bersih. Keadaan ini membuat penduduk Makkah cemas karena pangan dan ternak banyak yang gagal panen.

Dalam kondisi tragis ini, mereka memutuskan untuk menemui Abu Thalib dan meminta solusi. Ibnu Asakir meriwayatkan dari Jalhumah bin Urfathah bahwa ketika dia datang ke Mekah, mereka sedang mengalami kekeringan. Kaum Quraisy meminta Abu Thalib untuk meminta hujan. Abu Thalib keluar bersama seorang anak laki-laki yang wajahnya bagaikan matahari di waktu senja. Awan putih muncul dan mengelilingi mereka. Abu Thalib menempelkan punggung anak itu ke Ka’bah dan memegang jarinya. Tiba-tiba, awan datang dari berbagai arah dan hujan turun deras.

Abu Thalib mengisyaratkan hal ini dalam syair: “Putih berseri meminta hujan dengan wajahnya, penolong anak yatim dan pelindung wanita janda.”

Dalam kisah lain yang diriwayatkan oleh Imam Bukhari, setelah Nabi Muhammad diangkat menjadi Rasulullah, Mekkah mengalami musim paceklik yang parah. Warga menemui Rasulullah untuk meminta hujan. Dalam riwayat tersebut, seorang pria masuk ke masjid pada hari Jumat saat Rasulullah sedang berkhutbah dan meminta doa agar Allah menurunkan hujan. Rasulullah mengangkat tangannya dan memohon kepada Allah, meskipun tidak ada awan di langit.

Tiba-tiba muncul awan dari belakangnya seperti perisai, dan ketika awan itu berada di tengah langit, hujan pun turun deras. Anas bin Malik yang meriwayatkan berkata bahwa mereka tidak melihat matahari selama seminggu. Pada Jumat berikutnya, pria yang sama kembali meminta agar hujan dihentikan. Rasulullah kemudian berdoa agar hujan turun di sekitar mereka dan bukan di atas mereka.

Peristiwa ini menjadi bukti bahwa Nabi Muhammad saw. adalah seorang rasul yang diutus oleh Allah SWT untuk membawa petunjuk dan keselamatan bagi umat manusia.

Google Search Widget
Copy Title and Content
Content has been copied.

November 22

Salam 👋

Apakah ada yang bisa kami bantu?