Dalam tradisi bangsa Arab, terdapat konsep laqab atau julukan yang disematkan kepada seseorang sebagai bentuk penghormatan atau pujian atas kepribadiannya. Syekh Yahya bin Syarafuddin al-Imrithi dalam karyanya menyatakan bahwa isim yang menunjukkan sanjungan atau hinaan disebut alam laqab, sedangkan nama biasa tidak mencerminkan hal tersebut.
Rasulullah SAW juga dikenal memberikan julukan kepada para sahabatnya, sesuai dengan keunggulan masing-masing. Di antara mereka, Abu Bakar memiliki dua julukan penting, yaitu ash-Shiddiq dan al-‘Atiq.
Ash-Shiddiq
Julukan ini berarti orang yang sangat jujur atau banyak membenarkan. Abu Bakar mendapatkan gelar ini karena merupakan sahabat Nabi yang paling mempercayai segala yang disampaikan oleh Nabi Muhammad, bahkan ketika hal tersebut tampak tidak masuk akal. Salah satu momen penting terjadi setelah peristiwa isra mi’raj, di mana Nabi menceritakan perjalanan luar biasa dari Makkah ke Baitul Maqdis dan ke langit.
Ketika banyak penduduk Makkah meragukan cerita Nabi dan beberapa di antara mereka murtad, Abu Bakar tampil berani untuk membenarkan setiap kata Nabi tanpa keraguan. Sejak saat itu, Nabi menjulukinya ash-Shiddiq.
Dalam sebuah hadits yang diriwayatkan oleh Siti Aisyah, diceritakan bahwa setelah peristiwa isra, penduduk Makkah menjadi skeptis dan mempertanyakan kebenaran Nabi. Namun, Abu Bakar mengungkapkan keyakinannya dengan tegas, bahkan dalam hal yang lebih berat untuk dipercaya, seperti wahyu yang diterima Nabi dari langit. Oleh karena itu, ia dikenal sebagai ash-Shiddiq.
Imam an-Nawawi juga menegaskan bahwa semua imam sepakat dengan julukan ini, di mana Abu Bakar adalah sosok yang selalu mendahului dalam membenarkan Nabi tanpa pernah mendustakannya.
Al-‘Atiq
Julukan kedua Abu Bakar adalah al-‘Atiq. Para ulama memiliki beragam pendapat mengenai asal usul julukan ini. Ada yang berpendapat bahwa ia dijuluki demikian karena wajahnya yang tampan. Pendapat ini dikemukakan oleh beberapa tokoh seperti Laits bin Sa’ad dan Ahmad bin Hambal.
Pendapat lain menyatakan bahwa julukan ini diberikan karena Abu Bakar adalah orang pertama dalam melakukan kebaikan. Sementara itu, ada juga yang berpendapat bahwa ia berasal dari nasab yang suci dan terhindar dari perbuatan zina. Selain itu, ada yang mengatakan bahwa julukan ini mencerminkan jaminan Abu Bakar untuk terbebas dari siksa neraka.
Julukan al-‘Atiq juga disebutkan dalam berbagai hadits. Salah satunya adalah ketika Nabi bersabda, “Siapa yang senang melihat orang yang terbebas dari api neraka, maka lihatlah Abu Bakar.”
Kedua julukan ini mencerminkan kedudukan serta karakter mulia Abu Bakar sebagai sahabat terdekat Nabi Muhammad SAW, yang patut dicontoh oleh generasi selanjutnya.