Dalam ajaran Islam, bunuh diri adalah tindakan yang sangat dilarang. Banyak hadits yang menunjukkan sikap tegas Nabi Muhammad saw terhadap pelaku bunuh diri. Dalam sebuah riwayat, ketika jenazah seorang laki-laki yang bunuh diri dengan anak panah dibawa kepada beliau, Nabi Muhammad menolak untuk menshalatkannya. Hal ini menunjukkan betapa seriusnya konsekuensi dari tindakan tersebut.
Islam melarang setiap individu untuk mengakhiri hidupnya, bahkan dalam keadaan yang sangat sulit sekalipun. Larangan ini semakin diperkuat ketika bunuh diri berpotensi membahayakan orang lain, seperti dalam kasus bom bunuh diri. Ancaman bagi pelaku bunuh diri sangat jelas: kekal di dalam siksaan neraka, meskipun mereka mungkin mengklaim sedang berjuang untuk jihad.
Ketika membahas jihad, penting bagi umat Islam untuk memahami makna yang benar. Jihad tidak dapat dibenarkan jika melibatkan kekerasan, mencelakai orang lain, atau merusak fasilitas publik. Tindakan semacam itu jelas bertentangan dengan ajaran yang dibawa oleh Nabi Muhammad dan para sahabat.
Ada sebuah kisah mengenai seorang pejuang yang sangat dihormati oleh para sahabat karena keberaniannya di medan perang. Mereka mengagumi kehebatannya dalam mengalahkan musuh. Namun, Nabi Muhammad mengejutkan mereka dengan menyatakan bahwa orang tersebut adalah penghuni neraka. Para sahabat terheran-heran mendengar pernyataan tersebut.
Sahl bin Said meriwayatkan bahwa di banyak peperangan, Rasulullah bertemu dan bertempur dengan orang-orang musyrik. Salah satu pejuang di antara mereka selalu menyerang musuh tanpa henti. Ketika para sahabat memuji keberaniannya, Nabi Muhammad menyatakan bahwa orang tersebut adalah penghuni neraka. Kebingungan melanda para sahabat, sehingga mereka bertanya siapa yang akan menjadi penghuni surga jika orang berani seperti itu saja masuk neraka.
Salah satu sahabat menjelaskan bahwa dia selalu mengikuti pejuang tersebut dan melihat bagaimana dia terluka. Pada akhirnya, pejuang itu mengambil pedangnya dan melakukan bunuh diri dengan cara menikam dirinya sendiri.
Setelah mengetahui hal ini, Nabi Muhammad menjelaskan bahwa meskipun tampaknya orang tersebut melakukan amal yang baik, dia sebenarnya adalah penghuni neraka. Sebaliknya, ada orang lain yang mungkin terlihat melakukan tindakan buruk tetapi sebenarnya adalah penghuni surga.
Kisah ini menunjukkan betapa pentingnya niat dan tindakan kita dalam menilai sebuah amal. Dalam Islam, hanya Allah yang mengetahui hati dan niat seseorang. Maka dari itu, setiap Muslim harus berhati-hati dalam memahami makna jihad dan menjauhi tindakan yang dapat menjerumuskan ke dalam kesalahan fatal seperti bunuh diri.