Sahabat merupakan tokoh penting dalam dakwah Islam. Perkembangan agama Islam, yang dimulai dari dakwah secara diam-diam hingga terang-terangan, tidak lepas dari jasa dan peran serta para sahabat. Praktik keagamaan yang kita lakukan saat ini, dengan segala bentuk ragamnya, juga sangat dipengaruhi oleh para Sahabat Nabi.
Para sahabat Nabi memiliki karakter yang beragam. Ada yang lemah lembut seperti Abu Bakar, tegas dan ditakuti seperti ‘Umar, gemar makan seperti Shuhaib bin Sinan, dan sangat lembut seperti Utsman. Bahkan ada yang meninggalkan banyak hutang ketika wafat, seperti Zubair bin al-‘Awwam. Ketika Islam mulai didakwahkan oleh Nabi di Makkah, banyak orang biasa yang tergabung dalam ajaran yang dibawa Nabi. Masuknya mereka ke dalam Islam disebabkan oleh ajaran Nabi yang inklusif tanpa adanya diskriminasi antar sesama individu.
Gerakan dakwah Islam di awal kemunculannya juga tidak lepas dari peran sahabat Nabi dari kalangan pemuda, yang berusia antara 10 hingga 30 tahun. Di antaranya adalah ‘Ali bin Abi Thalib, Mush’ab bin ‘Umair, Zubair bin al-‘Awwam, dan Muhammad bin Abu Bakar.
‘Ali bin Abi Thalib adalah orang pertama yang masuk Islam dari kalangan remaja, saat umurnya baru mencapai 10 tahun. Ia melihat Nabi dan Khadijah melaksanakan shalat dan penasaran untuk menanyakannya. Setelah dijelaskan oleh Nabi mengenai misinya untuk menyebarkan agama tauhid, ‘Ali pun menyatakan keislamannya dan diingatkan untuk berislam secara diam-diam. Perjuangan ‘Ali dalam membela risalah Nabi sangat besar, salah satunya ketika ia melindungi Nabi dari rencana pembunuhan suku Quraisy dengan berbaring di tempat tidur Nabi.
Mush’ab bin ‘Umair adalah sahabat muda lainnya yang juga terkenal dengan penguasaannya terhadap ajaran Nabi. Keislaman Mush’ab disembunyikan dari kaumnya, termasuk ibunya. Meskipun berasal dari keluarga yang berkecukupan, Mush’ab mengalami kesulitan finansial akibat siksaan yang diterima karena keislamannya. Ia mengikuti peristiwa hijrah bersama Nabi dan dipercaya untuk menyampaikan ajaran Islam kepada masyarakat Madinah. Mush’ab juga berpartisipasi dalam perang Badar dan Uhud, di mana ia menjadi syahid di perang Uhud.
Zubair bin al-‘Awwam adalah pengikut setia Nabi yang masuk Islam pada usia 15 tahun dan termasuk tujuh orang pertama yang masuk Islam. Ia dididik dengan keras oleh ibunya dan mendapatkan pendidikan langsung dari Nabi di Baitul Arqam. Zubair juga terlibat dalam berbagai pertempuran dan wafat setelah perundingan di perang Jamal.
‘Abdullah bin Abu Bakar, anak Abu Bakar, memiliki sifat dan karakter baik yang sangat membantu perkembangan dakwah Islam. Ia berhasil menyukseskan perpindahan kaum muslimin saat hijrah pertama tanpa diketahui oleh kaum Quraisy. Selain berperan sebagai informan, ia juga menyediakan pasokan makanan untuk Nabi dan Abu Bakar selama dalam persembunyian. Sayangnya, ‘Abdullah wafat tidak lama setelah Nabi karena luka lamanya akibat perang.
Demikianlah kisah para sahabat muda di sekitar Nabi yang turut membantu dakwah dan perkembangan Islam pada masa awal kemunculannya. Jasa-jasa mereka tentunya tidak akan terlupakan oleh umat Islam. Mereka adalah orang-orang luar biasa yang berperan penting dalam mengawal urusan umat.