- 
English
 - 
en
Indonesian
 - 
id

Kisah Doa Nabi dan Seorang Buta

Google Search Widget

Semasa kehidupan Nabi Muhammad, banyak sahabat mendatangi beliau untuk meminta doa, mengingat betapa mustajabnya doa beliau. Salah satu kisah yang terkenal adalah tentang seorang lelaki buta yang memohon doa agar penglihatannya pulih. Hadis ini diriwayatkan oleh Imam At-Tirmidzi dan menceritakan sebagai berikut:

Dari Utsman bin Hunaif ra, diceritakan bahwa seorang laki-laki yang buta matanya datang kepada Nabi dan berkata, “Berdoalah kepada Allah agar menyembuhkanku.” Nabi menjawab, “Jika kamu menginginkannya, maka aku akan mendoakanmu, dan jika kamu mau bersabar, hal itu lebih baik bagimu.” Lelaki tersebut memilih untuk meminta doa kepada Nabi.

Nabi kemudian memerintahkan lelaki itu untuk berwudhu dengan baik dan berdoa dengan doa berikut: “Ya Allah! Aku memohon kepada-Mu, menghadap kepada-Mu dengan nabi-Mu Muhammad, nabi yang diutus dengan membawa rahmat. Aku telah memohon syafaat-Mu kepada Rab-Ku untuk memenuhi kebutuhanku. Ya Allah! Terimalah syafaatnya untukku.”

Dalam riwayat lain yang disebutkan dalam kitab Faidul Qadir, dijelaskan bahwa Nabi juga memerintahkannya untuk melaksanakan shalat dua rakaat sebelum berdoa dengan doa tersebut.

Imam al-Mala al-Qari’ menjelaskan bahwa istilah “dhariir al-bashar” merujuk pada penglihatan yang lemah atau buta. Selanjutnya, beliau menjelaskan makna dari pernyataan Nabi: “dan jika kamu mau maka bersabarlah, karena hal itu lebih baik bagimu.” Dalam penjelasannya, beliau merujuk kepada hadis yang menerangkan keutamaan sabar ketika menghadapi ujian. Rasulullah bersabda, “Sungguh Allah berfirman, ‘Apabila Aku menguji hamba-Ku dengan (kehilangan) dua kekasihnya (kedua matanya), kemudian ia bersabar, niscaya Aku menggantikan keduanya (kedua matanya) dengan surga.'”

Ibnu Hajar menjelaskan alasan mengapa lelaki buta itu lebih memilih untuk didoakan daripada bersabar, meskipun bersabar atas cobaan lebih utama. Dia menyatakan bahwa lelaki tersebut memilih doa karena itu adalah pilihan yang lebih mudah, dan masih memungkinkan bagi dirinya untuk mendapatkan manfaat dari keduanya. Tidak ada yang mencegah pilihan antara berdoa dan bersabar; seseorang dapat memilih yang lebih utama tanpa merasa salah. Dia mungkin menganggap bahwa kembalinya penglihatannya akan membawa banyak kemaslahatan bagi agamanya yang lebih besar pahalanya dibandingkan dengan sabar.

Kisah ini menggambarkan betapa pentingnya doa dan keyakinan kepada Allah serta bagaimana Nabi Muhammad memberikan petunjuk yang tepat dalam menghadapi cobaan. Proses berwudhu dan shalat dua rakaat sebelum berdoa menunjukkan betapa pentingnya kesungguhan dan tata cara dalam berdoa. Doa yang dibaca oleh lelaki buta tersebut menjadi teladan bagi kita semua dalam memohon kepada Allah.

“Ya Allah! Aku memohon kepada-Mu, menghadap kepada-Mu dengan nabi-Mu Muhammad, nabi yang diutus dengan membawa rahmat. Aku telah memohon syafaat-Mu kepada Rab-Ku untuk memenuhi kebutuhanku. Ya Allah! Terimalah syafaatnya untukku.” Wallahu a’lam bisshawab.

Google Search Widget
Copy Title and Content
Content has been copied.

June 23

Salam 👋

Apakah ada yang bisa kami bantu?