- 
English
 - 
en
Indonesian
 - 
id

Julukan Abu Bakar: Ash-Shiddiq dan Al-‘Atiq

Google Search Widget

Dalam tradisi bangsa Arab, terdapat konsep laqab atau julukan yang diberikan kepada seseorang sebagai bentuk pujian atas keluhuran tabiatnya. Syekh Yahya bin Syarafuddin al-Imrithi dalam petikan nadham Imrithi-nya mengatakan, “Isim yang menunjukkan sanjungan atau hinaan disebut alam laqab, dan alam asma tidak menunjukkan makna hinaan atau pun sanjungan (nama biasa).” Rasulullah saw sering memberikan julukan kepada para sahabat sesuai dengan keunggulan yang dimiliki, seperti Umar bin Khattab yang dijuluki al-Faruq (pembeda antara kebenaran dan kebatilan), Khalid bin Walid yang dijuluki Saifullah (pedang Allah), dan Hamzah bin Abdul Muthalib yang dijuluki Asadullah (macan Allah).

Sebagai sahabat Nabi yang paling utama, Abu Bakar juga memiliki julukan khusus, yaitu ash-Shiddiq dan al-‘Atiq. Berikut penjelasan arti serta alasan penyematan kedua julukan tersebut.

Ash-Shiddiq

Ash-Shiddiq berarti orang yang sangat jujur atau banyak membenarkan. Abu Bakar mendapat julukan ini karena merupakan sahabat Nabi yang paling mempercayai Nabi, bahkan terkait hal-hal yang tidak masuk akal sekalipun. Seperti diceritakan setelah peristiwa isra mi’raj, Nabi Muhammad melakukan perjalanan kilat dari Makkah ke Baitul Maqdis dan melanjutkan perjalanan langit dengan segala keajaibannya dalam satu malam.

Keesokan harinya, Nabi Muhammad menceritakan pengalaman tersebut kepada penduduk Makkah. Alih-alih mempercayai, banyak penduduk Makkah yang meragukan dan mengejek Nabi. Bahkan, beberapa yang imannya lemah menjadi murtad. Di tengah situasi genting tersebut, Abu Bakar dengan penuh keyakinan membenarkan apa saja yang disampaikan oleh Rasulullah. Sejak saat itu, Nabi menjulukinya ash-Shiddiq.

Dalam hadits riwayat Siti Aisyah dijelaskan:

لَمَّا أُسْرِيَ بِالنَّبِيِّ صَلَّى اللَّهُ عَلَيْهِ وَسَلَّمَ إِلَى الْمَسْجِدِ الأَقْصَى، أَصْبَحَ يُحَدِّثُ بِذَلِكَ النَّاسَ، فَارْتَدَّ نَاسٌ مِمَّنْ كَانَ آمَنَ وَصَدَّقَ بِهِ وَفُتِنُوا، فَقَالَ أَبُو بَكْرٍ: إِنِّي لأُصَدِّقُهُ فِيمَا هُوَ أَبْعَدُ مِنْ ذَلِكَ، أُصَدِّقُهُ بِخَبَرِ السَّمَاءِ غَدْوَةً أَوْ رَوْحَةً، فَلِذَلِكَ سُمِّيَ أَبُو بَكْرٍ الصِّدِّيقَ

Artinya: “Begitu Nabi melakukan isra ke Masjid al-Aqsha, paginya ia kabarkan hal itu kepada warga (Makkah). (Saking tidak percayanya), sampai-sampai mereka yang tadinya beriman dan mempercayai Nabi menjadi murtad. Mereka celaka. Abu Bakar pun berkata, ‘Aku membenarkannya pada perkara yang lebih dari pada itu, aku membenarkannya tentang wahyu yang ia terima dari langit di pagi atau pun sore hari’. Oleh karena itu, Abu Bakar dinamakan ash-Shiddiq.” (Ibnul Atsir, Usdul Ghabah fi Ma’rifatish Shababah, juz III, h. 310)

Imam an-Nawawi dalam Tadzhibul Asma wal Lughat juga menegaskan:

وأجمعت الأئمة على تسميته صديقًا. قال على بن أبى طالب، رضى الله عنه: إن الله تعالى هو الذى سمى أبا بكر على لسان رسول الله – صَلَّى اللهُ عَلَيْهِ وَسَلَّمَ – صديقًا، وسبب تسميته أنه بادر إلى تصديق رسول الله – صَلَّى اللهُ عَلَيْهِ وَسَلَّمَ – ولازم الصدق، فلم يقع منهم هناة ولا وقفة فى حال من الأحوال.

Artinya: “Para imam (ulama) sepakat atas julukan ash-Shiddiq pada Abu Bakar. Sahabat Ali bin Abi Thalib ra pernah mengatakan, ‘Sesungguhnya Allah lah yang memberi nama (julukan) ash-Shiddiq melalui perantara Rasulullah saw.’ Sebab penamaan itu karena Abu Bakar merupakan orang yang selalu terdepan dalam membenarkan Nabi dan tidak sekali pun dia mendustakannya.” (An-Nawawi, Tadzhibul Asma wal Lughat, juz II, h. 181)

Al-‘Atiq

Julukan lain yang dimiliki Abu Bakar adalah al-Atiq. Ulama berbeda pendapat mengenai alasan penyematan julukan ini. Ada yang berpendapat bahwa julukan ini diberikan karena wajah Abu Bakar tampan rupawan. Pendapat ini dipegang oleh Laits bin Sa’ad, Ahmad bin Hambal, Ibnu Mu’in, dan lainnya.

Pendapat lain menyatakan bahwa Abu Bakar dikenal sebagai orang yang terdepan dalam hal kebaikan. Pendapat ini menurut Abu Nu’aim al-Fahdl bin Dukain. Versi lain menyebutkan bahwa Abu Bakar berasal dari nasab yang suci sebab nenek moyangnya terhindar dari perbuatan zina. Ada juga yang mengatakan bahwa Abu Bakar sudah mendapat jaminan terbebas dari siksa neraka. (As-Suyuti, Tarikhul Khulafa, h. 27)

Penyebutan julukan ini juga terdapat dalam beberapa hadits, salah satunya adalah hadits Aisyah:

والله إني لفي بيتي ذات يوم ورسول الله -صلى الله عليه وسلم- وأصحابه في الفناء والستر بيني وبينهم إذ أقبل أبو بكر، فقال النبي صلى الله عليه وسلم: “من سره أن ينظر إلى عتيق من النار فلينظر إلى أبي بكر

Artinya: “Demi Allah, sesungguhnya aku sedang berada di rumahku pada suatu hari, sementara Rasulullah saw dan beberapa sahabat berada di halaman. Di antara aku dan mereka tertutup oleh pembatas. Tiba-tiba datang Abu Bakar, lalu Nabi bersabda, ‘Siapa yang senang melihat orang yang terbebas (‘atiq) dari api neraka, maka lihatlah Abu Bakar.” (HR Al-Hakim)

Google Search Widget
Copy Title and Content
Content has been copied.

November 22

Salam 👋

Apakah ada yang bisa kami bantu?