- 
English
 - 
en
Indonesian
 - 
id

Akhlak Nabi Muhammad dan Teladannya dari Para Nabi Sebelumnya

Google Search Widget

Sanad akhlak Nabi Muhammad terhubung dengan akhlak-akhlak para nabi sebelum beliau. Dalam Al-Qur’an surat Al-An’am ayat 90, terdapat 18 nama Nabi/Rasul yang disebutkan. Setelah menyebut nama-nama tersebut, Allah berpesan kepada Nabi Muhammad SAW:

“Mereka itulah orang-orang yang telah diberi petunjuk oleh Allah, maka ikutilah petunjuk mereka. Katakanlah: ‘Aku tidak meminta upah kepadamu dalam menyampaikan (Al-Quran)’. Al-Quran itu tidak lain hanyalah peringatan untuk seluruh ummat.” (QS Al-An’am: 90)

Muhammad Quraish Shihab menjelaskan dalam bukunya bahwa para ulama tafsir sepakat bahwa Nabi Muhammad sangat memperhatikan pesan ini. Hal ini terbukti ketika salah satu pengikutnya mengkritik kebijaksanaannya dalam membagi harta rampasan perang, beliau menahan emosinya dan bersabar dengan berkata:

“Semoga Allah merahmati Musa a.s. Dia telah mendapatkan gangguan yang lebih berat dari apa yang aku alami ini, dan dia bersabar (maka aku lebih wajar bersabar daripada Musa a.s.).”

Dari sini, sebagian ulama tafsir menyimpulkan bahwa Nabi Muhammad SAW telah meneladani sifat-sifat terpuji dari para nabi sebelumnya.

Nabi Nuh a.s. dikenal sebagai sosok yang gigih dan tabah dalam berdakwah. Nabi Ibrahim a.s. terkenal dengan kemurahan hatinya serta ketekunannya dalam mendekatkan diri kepada Allah. Nabi Daud a.s. menonjolkan rasa syukur dan penghargaan terhadap nikmat Allah. Nabi Zakaria a.s., Yahya a.s., dan Isa a.s. berusaha menghindari kenikmatan dunia demi mendekatkan diri kepada Allah SWT.

Nabi Yusuf a.s. terkenal sebagai pribadi yang gagah, bersyukur atas nikmat, dan sabar dalam menghadapi cobaan. Nabi Yunus a.s. dikenal khusyuk dalam doanya, sedangkan Nabi Musa merupakan sosok yang berani dan tegas. Di sisi lain, Nabi Harun a.s. adalah sosok yang lembut dan penuh kasih sayang. Semua keistimewaan ini diteladani oleh Nabi Muhammad SAW.

Nabi Muhammad juga menunjukkan bahwa dakwah harus disertai akhlak mulia serta penjelasan agama yang mudah dipahami oleh umat. Dalam sebuah momen penting, seorang sahabat tampil di hadapan Nabi untuk bertanya tentang ajaran Islam dengan singkat dan jelas:

يَا رَسُوْلَ اللهِ قُلْ لِيْ فِى اْلإِسْلاَمِ قَوْلاً لاَ أَسْأَلُ عَنْهُ أَحَدًا غَيْرَكَ. (رواه مسلم)

“Wahai Rasulullah ajarkanlah kepadaku suatu ucapan yang menggambarkan seluruh ajaran Islam, yang dengan ucapan itu aku tidak akan bertanya lagi kepada orang lain selain kepadamu”. (H.R. Muslim, No: 38).

Nabi Muhammad segera menjawab pertanyaan tersebut dengan ungkapan yang ringkas dan mudah dipahami:

قُلْ آمَنْتُ بِاللهِ ثُمَّ اسْتَقِمْ (رواه مسلم)

“Katakanlah aku beriman kepada Allah, kemudian berlaku jujurlah kamu dalam imanmu”. (H.R. Muslim, No: 38).

Dengan demikian, akhlak dan teladan Nabi Muhammad SAW menjadi contoh bagi umatnya untuk mengintegrasikan akhlak mulia dalam dakwah serta memahami ajaran agama dengan cara yang sederhana namun mendalam.

Google Search Widget
Copy Title and Content
Content has been copied.

March 9

Salam 👋

Apakah ada yang bisa kami bantu?